Tour de Siak 2016 Suguhkan Eksotisme Perkebunan Sawit

Yazir Farouk Suara.Com
Sabtu, 15 Oktober 2016 | 15:16 WIB
Tour de Siak 2016 Suguhkan Eksotisme Perkebunan Sawit
Logo Wonderful Indonesia.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tour de Siak 2016 akan kembali menyapa warga Kabupaten Siak, Riau pada 17-22 Oktober 2016. Lomba balap sepeda internasional itu diselenggarakan sebagai upaya untuk mempromosikan pariwisata di kawasan itu, termasuk memamerkan Istana Siak, Jembatan Sungai Siak, dan penataan kota yang dinilai paling rapi di Tanah Air.

"Sebanyak 60 persen pengunjung sport tourism akan kembali ke Tanah Air lagi. Ini bukan asumsi, melainkan hasil survei yang dilakukan oleh lembaga yang kredibel," kata Menteri Pariwisata, Arief Yahya, Jakarta, beberapa waktu lalu.

Sementara itu, Gubernur Riau, H Arsyad Juliandi Rachman mengatakan Siak dikenal sebagai pusat peradaban Melayu Riau yang mempunyai peran strategis dalam meningkatkan kunjungan wisatawan Nusantara dan wisatawan mancanegara, terutama originasi Malaysia dan Singapura. Dia mengungkapkan hal ini dalam acara jumpa pers bersama Esthy Reko Astuti, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Wisata Nusantara Kemenpar dan Bupati Siak, Syamsuar di Gedung Sapta Pesona Jakarta, Gedung Kemenpar, Jakarta, Kamis (13/10/2016).

Mereka menilai, negara tetangga akan tergoda untuk datang ke perhelatan ini, karena Siak masuk dalam kawasan segitiga pertumbuhan (growth triangle) Indonesia-Malaysia- Singapura.

"Kegiatan ini didesain untuk mengekspos eksotisme perkebunan sawit. Tentu itu akan menjadi perhatian bagi para pebalap, karena keindahan dan pemandangannya," ujar Syamsuar.

Ia menambahkan, belakangan ini Siak mulai populer di kalangan para pebalap sepeda karena keindahan kebun sawitnya.

"Sejumlah pebalap sepeda kawakan dunia pernah mencoba trek ini kebun sawit. Semuanya terpukau," katanya.

Pebalap Akan Menaklukkan 4 Etape

Tour de Siak 2016 masuk dalam kalender rutin Union Cycling International (UCI). Para peserta akan unjuk kekuatan dengan menaklukan sejumlan lintasan yang terbagi dalam 4 etape.

Etape I, Siak-Simpang Dayun sepanjang 154,15 kilometer (km). Etape II, Siak-Sungai Apit sepanjang 115, 45 km. Etape III, Siak-Perawang sepanjang 182,12 km, dan etape 4, Siak City Race sepanjang 110 km.

Para pebalap akan melintasi jalan berliku dan tanjakan di sela pemandangan kebun kelapa sawit.

"Kabupaten Siak dikenal sebagai pusat peradaban Melayu Riau yang memiliki potensi untuk mengembangkan wisata budaya, wisata alam, wisata buatan dan wisata edukasi. Ini keunggulan kami," ujar Syamsuar.

Sementara itu, Esthy mengatakan, penyelenggaraan event sport tourism Tour de Siak 2016 akan memberikan dampak ekonomi langsung kepada masyarakat dan mendorong meningkatnya kunjungan wisatawan ke Kabupaten Siak, yang tahun lalu sebanyak 105.883 wisatawan (terdiri dari 99.178 wisnus dan 6.705 wisman).

"Tour de Siak 2016 yang diikuti puluhan tim dari dalam dan luar negeri, di antaranya Malaysia, Singapura, Thailand, Vietnam, dan Taiwan ini akan menambah jumlah wisman sekaligus memberikan transaksi ekonomi pariwisata (direct economic and tourism), yang berdampak langsung bagi masyarakat setempat," kata Esthy.

Siak Jadi Destinasi Unggulan Riau

Arsyad, menambahkan, Kabupaten Siak merupakan destinasi wisata unggulan Riau dengan tingkat kunjungan wisatawan yang tumbuh positif setiap tahun. Hal ini seiring dengan terus dilakukannya pembenahan infrastruktur secara bertahap dan berkelanjutan.

"Dengan potensi pariwisata yang dimiliki, antara lain wisata budaya, wisata alam, wisata buatan, dan wisata edukasi, Siak mampu memberikan spirit bagi pemerintah dan masyarakat untuk terus melakukan upaya-upaya nyata memajukan dunia pariwisata di kabupaten ini," katanya.

Ia menambahkan, Provinsi Riau, yang mendapat sebutan sebagai "Bumi Lancang Kuning", selama ini identik dengan minyak bumi, hamparan kebun kelapa sawit atau kawasan berkembang dalam pertumbuhan ekonomi di Indonesia bagian barat.

Kekayaan sumber daya alam yang telah memberi berkah itu telah bertemu dengan keinginan kuat dari seluruh pemangku kepentingan dalam menghadirkan terobosan baru, yakni di sektor pariwisata.

"Saat ini, Bumi Lancang Kuning sedang berbenah mengembangkan layarnya, dengan menjadikan pariwisata sebagai sektor andalan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menggerakkan roda perekonomian. Kami berharap, sektor pariwisata akan memberikan kontribusi positif terhadap sektor lainnya," ujar Arsyad.

REKOMENDASI

TERKINI