Industri Wisata Joglosemar Diperkenalkan Konsep "Go Digital"

Yazir Farouk Suara.Com
Sabtu, 15 Oktober 2016 | 14:46 WIB
Industri Wisata Joglosemar Diperkenalkan Konsep "Go Digital"
Go digital [shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Dalam payment system, hal itu sudah diantisipasi dan sistem pengamanan arus transaksi uang ini sudah berlaku di seluruh dunia.

"Kalaupun ada yang tidak beres, pihak payment gateway-nya yang akan bertanggung jawab. Bukan supplier, distributor, apalagi customers," ujarnya.

Poin kedua, Claudia, yang menyebut dirinya sebagai ladies backpacker itu mengulang keuntungan plus plus yang tidak akan ditemukan dalam industri IT manapun.

"Kami menyediakan website gratis, dengan cukup menyiapkan 1 orang IT saja. Jika Anda memulainya dari nol, paling lama 6 minggu sudah bisa online. Jika materi paket, promo, desain foto dan infografisnya sudah siap, tidak sampai satu minggu sudah bisa berjalan. Jika membangun web profesional sendiri minimal harus menyediakan Rp 75-100 jutaan," kata Claudia.

Ketiga, ITX juga sudah menyiapkan mesin booking system dan payment system, sehingga akan terintegrasi dalam satu platform, mulai dari look, book, and pay.

"Kalau fasilitas ini dibangun sendiri, membutuhkan biaya sekitar Rp 300 jutaan," ujarnya.

ITX Mampu Membuka Pasar dengan Lebih Luas

Pada kesempatan itu, Samsriyono Nugroho, Stafsus Menpar Bidang IT menambahkan, ITX sendiri tidak berbisnis di travel agent, bukan online travel agent (OTA), dan tidak berbisnis terkait akomodasi, akses, atraksi.

ITX betul-betul hanya perusahaan IT yang menyediakan platform dan mensiplifikasi proses antara supply dan demand. ITX hanya membuka pasar yang lebih luas hingga ke mancanegara.

"Nah, inilah yang sering dikatakan Menpar Arief Yahya sebagai More Digital More Global," ungkap Samsriyono.

REKOMENDASI

TERKINI