Selain itu ada Selvi Isti Apriani, yang sukses dengan goyang dangdutnya. Keduanya akan didampingi artis lokal dan grub band lokal Kalbar.
"Genre musik dangdut dan Melayu sangat disukai wisman perbatasan. Kami akan menghibur dengan musik kesukaan mereka," kata Rizki Handayani, Asdep Pengembangan Pasar Asia Tenggara Kemenpar.
Selain musik, selama dua hari penyelenggaraan, pengunjung akan menyaksikan atraksi budaya lokal, seperti tarian tradisional kreasi Dayak, menyumpit, bazar produk kreatif, pangkak gasing, dan pesta kembang api.
“Yang menarik, ada juga demo tato Dayak dan demo pembuatan kain tenun songket,” tambah Rizki.
Ada pula kegiatan luar ruang yang tak kalah seru, seperti treking riam, trail fun bike, dan jungle flying fox.
“Para pengunjung bisa menikmati treking Riam Meresap, yang ditempuh selama 20 menit. Untuk rute trail adventure sendiri berjarak sekitar 33,76 km dengan melewati hutan,” ujar Eddy Susilo, Kepala Bidang Festival Pasar Asia Tenggra, Kemenpar.
FWI merupakan program Kemenpar dalam rangka meningkatkan aktivitas industri pariwisata Indonesia. Pada 2016, Kemenpar menargetkan kunjungan 12 juta wisatawan mancanegara, atau meningkat 20 persen dibanding capaian 2015, sebesar 10,4 juta.
"Saya optimistis even ini akan menarik minat wisman, karena banyak agenda wisata yang menarik. Apalagi pos lintas batas di Aruk sudah bagus, sehingga makin memudahkan warga Malaysia dan Brunai berkunjung melalui jalur darat,” katanya.
Crossborder tourism festival juga pernah dua kali digelar di perbatasan Entikong, Sanggau, Kalbar. Terakhir pada Maret 2016, yang juga dibanjiri wisman Malaysia di wilayah Tebedu Serawak. Selama dua hari lebih, 1.000 turis Malaysia masuk Entikong untuk melihat festival.