Suara.com - Museum di Indonesia masih belum menjadi destinasi populer bagi masyarakat. Banyak orang sejauh ini masih lebih memilih menghabiskan akhir pekan di pusat perbelanjaan atau pusat rekreasi.
Arsitek Cosmas D Gozali pun mengungkap alasan di balik rendahnya minat masyarakat untuk berkunjung ke museum. Pertama, kata dia, karena museum di Indonesia cenderung dikelilingi oleh pagar yang tinggi dan pilar-pilar besar, sehingga memberi kesan menyeramkan.
"Ada pula anggapan bahwa museum ini hanya untuk golongan tertentu saja, sehingga mereka minder untuk masuk museum dan menikmati karya seni yang ditampilkan," ujar Cosmas pada pembukaan Pameran Jati Diri di Museum Seni Rupa dan Keramik Jakarta, Rabu (12/10/2016).
Padahal, lanjut Cosmas, museum sejatinya adalah milik masyarakat, sehingga kesan menyeramkan dan eksklusif pada museum harus dihilangkan. Salah satunya adalah dengan mendesain konsep museum agar "open for public".
"Museum seharusnya lebih dekat dengan publik. Tidak ada batasan atau pagar yang menghalangi, sehingga siapa saja lebih tertarik datang ke museum, termasuk anak-anak kecil," tambah dia.
Berdasarkan penelitian, Cosmas menyebutkan bahwa jika anak-anak hingga usia 18 tahun tak pernah mengunjungi museum, maka hingga dewasa ia akan memiliki minat yang rendah terhadap seni dan sejarah dari benda-benda yang disimpan dalam museum.
"Sehingga kita berharap, anak-anak saat kecil sudah bersinggungan langsung dengan seni, dan dapat menumbuhkan ketertarikan dengan museum hingga dewasa," pungkasnya.
BERITA MENARIK LAINNYA:
Foto Biarawati dan Ustadz Ini Jadi Bahasan 'Hangat' di Sosmed
Dewi Perssik Ingin Cari Lelaki yang Langsung Ajak Nikah
Mendadak, Ayah Mirna Minta Maaf ke Pengacara Jessica
Asty Ananta Tunjukkan Foto Menikah Secara Islam