Suara.com - Dalam kondisi darurat, tak sedikit kaum hawa yang memilih membasuh organ intimnya dengan tisu basah. Mereka berharap tisu basah bisa menjadi pengganti air untuk menghilangkan noda urin dan bakteri jahat.
Menurut dokter spesialis obstetrik dan ginekologi RS Mitra Kemayoran, Liva Wijaya, penggunaan tisu basah pada organ kemaluan justru dapat meningkatkan risiko terjadinya infeksi. Tapi risiko ini tak mucul bila penggunaannya di luar negeri yang kondisi kelembapannya cenderung kering.
"Kalau di Indonesia kan cenderung lembab, begitu kena tisu basah yang mungkin juga mengandung parfum, maka risiko infeksi akan tinggi," kata Liva di Jakarta beberapa waktu lalu.
Karenanya, Liva tak menyarankan penggunaan tisu basah untuk membersihkan area kemaluan. Bila memang benar-benar dalam kondisi darurat, air minum kemasan bisa jadi solusi.
"Atau kalau benar-benar nggak ada air, bisa pakai tisu basah sesekali saja. Itu pun penggunaannya di luar saja, nggak perlu masuk ke dalam vagina. Dan jangan sering-sering," ujarnya menjelaskan.