Kapasitas pelataran pesawat mampu menampung 10 pesawat, dengan 50 pergerakan pesawat per hari. Jumlah pergerakan itu hanya beda tipis dengan Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, yang mencapai 60 pergerakan per hari.
Saat ini, terdapat lima rute penerbangan, yaitu Lampung-Jakarta, yang dilayani Garuda Indonesia (enam kali), Sriwijaya Air (lima kali), Nam Air (satu kali), dan Lion Air (dua kali per hari). Kemudian, Lampung-Halim Perdanakusumah (Jakarta) dilayani Wings Air sebanyak tiga penerbangan per hari.
Rute lainnya, Lampung-Bandung dilayani Wings Air (dua kali) dan Express Air sekali sehari. Kemudian Lampung-Batam dilayani Sriwijaya Air dan Garuda Indonesia, masing-masing sekali penerbangan tiap hari.
Rute yang juga cukup sibuk adalah Lampung-Palembang, yang dilayani Wings Air, Express Air, dan Garuda Indonesia, sedangkan Lampung-Krui dilayani Susi Air sekali seminggu, dari jadwal seharusnya tiga kali seminggu.
Sebagai bandara kelas internasional, akses menuju Bandara Radin Intan II kini dilengkapi angkutan pemandu moda yakni bus Trans Lampung menuju Ibu Kota Bandar Lampung. Jarak bandara ke Bandar Lampung mencapai 28 km.
Pada 2017, akses bus ke bandara, menurut GM Damri Lampung, Yulianto, diperkuat armada Damri. Damri akan melayani penumpang ke jurusan Kalianda (Lampung Selatan), Metro, Sukadana (Lampung Timur), Liwa (Lampung Barat), dan Tulangbawang melalui Bandar Jaya (Lampung Tengah).
“Dukungan bus angkutan pemandu moda merupakan syarat menjadi bandara internasional,” kata Yulianto.
Dukungan terhadap kemudahan akses wisatawan ke arena berselancar Tanjung Setia juga didukung kesiapan Pemkab Pesisir Barat, yang menghibahkan aset tanah bandara seluas 76 ha kepada Kemenhub.
Ridho menyebutkan, pada APBD 2016, Pemprov Lampung membantu Study Review Master Plan Bandara Pekon Serai, yang panjangnya dikembangkan menjadi 2.200 m dari saat ini, 23 m x 1.100 m.
“Lewat Bandara Pekon Serai, wisatawan cepat sampai ke Tanjung Setia,” kata Ridho.