"Go Digital" Rangkul 30 Industri Wisata Kepri

Madinah Suara.Com
Jum'at, 07 Oktober 2016 | 16:01 WIB
"Go Digital" Rangkul 30 Industri Wisata Kepri
Digital Marketing. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Semua Langkah Bakal Tersistem dengan Rapi

Claudia Ingkiriwang, Ketua Probis ITX, Sigma, menjelaskan, banyak pihak yang belum tahu betul kegunaan go digital dalam industri pariwisata.

"Go digital sudah 100 persen menggunakan basis digital, mulai dari look, book, dan pay ke dalam satu platform, dalam bentuk online. Bayarnya tidak lagi di sistem yang berbeda, tidak perlu datang ke ATM atau ke counter teller lagi. Kalau masih pakai cara itu, berarti belum go digital," katanya.
Jika masih ada kontak atau komunikasi antara penyedia jasa dan pelanggan, itu juga belum bisa disebut go digital. Semua langkah harus tersistem dengan baik, rapi, aman, dan tersertifikasi.

"Booking system saja, kalau membangun sendiri bisa ratusan juta rupiah," kata Claudia.

Booking system harus terintegrasi dengan baik, antara hotel (supplier), travel agent (distributor) dan market place-nya.

Claudia menegaskan lagi, bergabung di ITX adalah gratis, termasuk gratis template website, sehingga bisa menyusun website sendiri, dan gratis booking system. "Hanya success fee saja sebesar 2,5 persen dari transaksi, dan itu dipotong sesudah terjadi transaksi," katanya.

Sementara itu, Staf Khusus Menpar Bidang IT, Samsriyono Nugroho, menyebutkan, go digital tidak bisa dihindari. Mengutip pernyataan menpar, "Semakin Digital Semakin Personal, Semakin Digital Semakin Global, Semakin Digital Semakin Profesional" memang benar adanya.

"Ini bukan hanya untuk pelaku industri yang sudah lama dan besar, tapi juga bagi yang baru memulai, seperti UMKM kecil. Syaratnya, harus berbadan hukum dan punya reputasi baik,” ujarnya.

REKOMENDASI

TERKINI