Suara.com - Pemerintah Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan, patut berbangga. Pasalnya, kopi arabika hasil alam di daerahnya bisa menembus pasar internasional sejak beberapa tahun terakhir.
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Enrekang Asril Bagenda mengatakan, kopi arabika yang menjadi salah satu potensi terbesar di daerahnya itu telah diekspor ke berbagai negara seperti Korea Selatan, Australia dan Norwegia.
"Kami sudah melakukan ekspor ke tiga negara sejauh ini. Kami berharap kerja sama ini bisa terus terjaga, sekaligus semakin meningkatkan pendapatan dan perekonomian masyarakat kita ke depan," katanya, Kamis (6/10/2016).
Ia menjelaskan, untuk masalah jumlah produksi yang diekspor ke tiga negara tersebut memang belum terlalu besar, hanya sekitar 5 ton hingga 6 ton.
Hal itu, tambah dia, dikarenakan permintaan dari ketiga negara yang memang demikian. Selain itu tentu saja karena tingkat produksi para petani juga memang tidak terlalu banyak dalam setiap musim panen.
"Kegiatan panen itu dilaksanakan memang hanya satu tahun sekali. Untuk panennya sendiri dilaksanakan mulai Maret hingga Mei. Jumlah hasil panen petani juga tidak begitu banyak sehingga belum bisa mengekspor dalam jumlah yang besar," jelas Asril.
Berdasarkan potensi statistik perkebunan tahun 2014, menurutnya, luas areal komoditi kopi arabika Enrekang seluas 12.043 hektare, tersebar di 6 Kecamatan Kabupaten Enrekang dengan wujud produksi berupa kopi tanduk sebesar 7.916 ton dan jumlah KK sebanyak 17.620.
Dalam meningkatkan hasil panen petani, pihaknya juga menjalin kerja sama dengan berbagai pihak termasuk dari Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar.
"Tujuan kami tentunya bagaimana agar kopi arabika ini bisa menjadi primadona dan mensejahterahkan masyarakat Enrekang. Kami juga belakangan ini memang hanya fokus menanam kopi arabika," ujar dia. (Antara)
v