Alasan kedua, Negeri Singa Putih merupakan Surga para yachter. Ada enam marina di bawah naungan SPBA yang siap menampung 4.000 yachts setiap harinya, sehingga potensi pendapatan yang bisa diambil sangat besar.
Dengan tarif rata-rata 1.500 dolar Singapura per hari, Singapura disesaki ribuan yachts dari berbagai penjuru dunia.
“Itu baru tarif parkirnya. Belum termasuk biaya perawatan dan ongkos kebutuhan hidup sehari-hari. Kalau dibelokkan ke Kepri, kan bagus. Akan ada banyak lapangan kerja tercipta dari sini,” katanya.
Untuk mencapai tujuan tersebut, Kepri butuh “gula-gula”. Selain mengupayakan entry dan exit point, even berkelas, keindahan alam Kepri harus mampu ditampilkan maksimal.
Kepri Memiliki 2.408 Pulau
Untuk urusan keindahan, Kepri dinilai sudah punya modal dasar yang sangat mumpuni. Ada 2.408 pulau besar dan kecil yang bisa disinggahi yachters Singapura di Kepri. Belum lagi panorama alam bawah laut yang mempesona, mulai dari Anambas, Abang, Petong, Hantu hingga Pulau Labun.
Lokasi diving dan snorkelin-nya pun banyak. Turis tinggal memilih kawasan yang diinginkannya.
Di Kepri, para yachters dijamin leluasa mengeksplorasi makhluk laut berwarna-warni dan terumbu karang langka. “Itu semua kami sampaikan kepada SPBA. Ternyata mereka tertarik,” tambahnya.
Di tempat terpisah, Kepala Dinas Pariwisata Kepri, Guntur Sakti mengaku senang dengan respons SPBA. Tim Percepatan Pengembangan Pariwisata Bahari Indonesia, menurutnya, sudah melakukan promosi terkait kemudahan aturan masuk yacht asing ke perairan Indonesia.
Urusan visa, tak lagi rumit, karena ada social culture visa yang bisa dipergunakan para yachter, yang masa berlakunya selama 60 hari dan bisa diperpanjang 4 x 30 hari. Dengan begitu, para yachter bisa berpetualang selama enam bulan di Indonesia.