"Pertama soal PDB (Produk Domestik Bruto). Pariwisata menyumbangkan 10 persen PDB nasional dengan nominal tertinggi di ASEAN. Kedua, PDB pariwisata nasional tumbuh 4,8 persen, dengan tren naik sampai 6,9 persen. Angka ini sudah jauh di atas industri agrikultur, manufaktur otomotif dan pertambangan," ujar laki-laki kelahiran Cirebon itu.
Bagaimana posisi pariwisata sebagai penyumbang devisa?
Pariwisata juga menunjukkan performance yang memuaskan. Posisinya ada di peringkat 4 sebagai penyumbang devisa nasional, dengan pertumbuhan penerimaan yang mencapai 13 persen. Hal ini sangat kontras bila dibandingkan dengan devisa dari minyak gas bumi, batubara, dan minyak kelapa sawit, yang pertumbuhannya negatif.
Sumbangsih pembukaan lapangan kerja dari sektor pariwisata juga tak sedikit. Saat ini, pariwisata menyumbang 9,8 juta lapangan pekerjaan. Di tingkat nasional, prosentasenya mencapai 8,4 persen dan ada di urutan ke-4 dari seluruh sektor industri.
"Pariwisata juga tercatat sebagai pencipta lapangan kerja termurah, sebesar 5 ribu dolar per satu pekerjaan, sedangkan industri lain rata-rata 100 ribu dolar per satu pekerjaan," ujarnya.
Ambon-Banda Siap Jadi Destinasi Prioritas
Paparan Ukus tadi langsung memantik semangat Wakil Gubernur Maluku, Zeth Sahuburua. Ia mengaku semakin percaya diri mengembangkan pariwisata di wilayahnya. Apalagi saat ini, Ambon-Banda sudah ditetapkan Kemenpar sebagai 10 destinasi prioritas wisata selam di Indonesia bersama dengan Bali, Lombok, Manado-Bunaken-Lembeh, Togean, Alor; Raja Ampat, dan Kepulauan Derawan.
"Potensi pariwisata ini gencar kita promosikan melalui festival, antara lain Festival Pattimura, Festival Ambon Manise, Festival 1000 Suling Bambu Ambon, Festival Teluk Ambon, dan Festival Pesona Bupolo," kata Zeth.
Khusus untuk Festival Pesona Bupolo, Zeth mengaku akan menyiapkan yang terbaik. Beragam acara menarik sudah disiapkan, seperti lomba Huhate in the Pool, Bupolo Expo, Underwater Photo Contest, Transpalantasi Terumbu Karang, Festival Papeda Kuah Ikan dan rujak, Karnaval dan Kirab Budaya Rakyat Nusantara, dan Festival Layang-Layang.
Kemudian ada juga Panggayung Manggurebe, Gerak Jalan Indah, Parade Tifan Damang Fafu atau Persembahan Tarian Sawat Kolosal, Makan Patita, Gosepa Sail on Kaiely Bay, yang ditutup pameran dan Malam Hiburan Rakyat.