Suara.com - Memiliki hidung mancung merupakan dambaan setiap orang, baik perempuan maupun lelaki. Selain membuat penampilan lebih menarik, hidung yang mancung juga dapat menambah tingkat percaya diri seseorang.
Seiring majunya perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran, pilihan untuk mempercantik diri juga semakin beragam. Mulai dari penggunaan kosmetik, obat, suntikan, hingga dengan bantuan teknik operasi plastik.
Salah satu jenis operasi plastik yang paling populer di dunia, termasuk Indonesia, adalah rhinoplasty atau operasi memancungkan hidung. Tidak mengherankan memang, karena hidung merupakan bagian terdepan wajah yang memengaruhi tampilan seseorang secara menyeluruh.
"Rhinoplasty merupakan tindakan bedah rekonstruksi yang dilakukan untuk memperbaiki bentuk estetik dan fungsi hidung," ujar dr. Sidik Setiamihardja, SpB, SpBP, dari Rumah Sakit Khusus Bedah (RSKB) Bina Estetika, Menteng, Jakarta Pusat, belum lama ini.
Bentuk estetik umumnya untuk memancungkan hidung, sedangkan fungsi hidung misalnya memperbaiki fungsi pernafasan.
Secara anatomis, lanjut dia, hidung tersusun dari tulang, tulang rawan, dan kulit. Dalam melakukan prosedur rhinoplasty untuk tujuan estetik, dokter dapat memodifikasi satu atau seluruh bagian hidung.
"Sebelum melakukan tindakan rhinoplasty, dokter terlebih dahulu mempertimbangkan fitur wajah pasiennya sehingga mendapatkan bentuk yang benar-benar diinginkan si empunya hidung. Hal ini akan menentukan teknik apa yang akan digunakan," ujar Sidik.
Dokter juga dapat menginformasikan tindakan apa saja yang harus dilakukan, lamanya tindakan operasi hingga pada tahap pemulihan paska operasi, risiko tindakan, dan komplikasi yang mungkin terjadi.
Foto hidung sebelum operasi juga tahap yang sangat penting dilakukan. Sebelum operasi dilakukan pasien difoto dari arah depan, arah miring kiri dan kanan, samping kiri dan kanan, dan dari bawah.
Pengambilan gambar ini bertujuan untuk menilai simetrisitas, porporsi hidung, melihat ada tidaknya kelainan, menentukan teknik operasi, dan lain-lain.
Penggunaan material tambahan (implan) untuk membentuk hidung, umumnya menggunakan bahan sintetik atau diambil dari bagian tubuh pasien. Bahan sintetik yang digunakan sebagai implan terbuat dari silikon padat yang dapat dibentuk.
Sementara bahan tambahan yang diambil dari tubuh pasien umumnya menggunakan tulang rawan telinga atau tulang iga pasien. "RSKB Bina Estetika, mengombinasikan kedua bahan tersebut. Yang menjadikan hidung tampak lebih alami," ujar Sidik.
Biaya yang ditawarkan untuk prosedur rhinoplasty cukup bervariasi, bergantung pada teknik operasi, biaya alat dan fasilitas rumah sakit, serta jenis obat yang digunakan pasien.