Perempuan Berjilbab Pertama Kalinya Tampil di Majalah Playboy

Liberty Jemadu Suara.Com
Senin, 26 September 2016 | 08:49 WIB
Perempuan Berjilbab Pertama Kalinya Tampil di Majalah Playboy
Logo merek Playboy (Shutterstock).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Terkenal sebagai media yang mengeksploitasi tubuh perempuan dengan menerbitkan foto-foto telanjang para model, Majalah Playboy membuat gebrakan dengan berencana memuat foto perempuan muslim berjilbab pada edisi Oktober mendatang.

Pada edisi Oktober mendatang, Majalah Playboy yang sejak Februari lalu tak lagi mengandalkan tubuh perempuan, akan memuat foto Noor Tagouri, seorang wartawati muslim berjilbab. Edisi itu akan terbit dengan tajuk utama "Renegades".

Dalam Majalah Playboy, Tagouri yang baru berusia 22 tahun, akan tampil modis berbalut jeans, jaket kulit hitam, dan sneakers Convers. Ia bermimpi menjadi pembawa berita pertama di Amerika Serikat yang mengenakan jilbab.

Saat ini ia bekerja sebagai produser pada Newsy, sebuah jaringan video berita AS yang memproduksi video-video berita singkat. Tagouri yakin pengalamannya sebagai perempuan muslim akan menjadikannya wartawan berita yang lebih baik.

"Jujur saja, menjadi perempuan muslim berjilbab memudahkan saya memperoleh kepercayaan dari orang yang diwawancarai," kata dia kepada Playboy.

Tagouri mengatakan keunggulannya adalah karena dia sendiri mengalami dan merasakan bagaimana rasanya ketika komunitas muslim dimanipulasi dan dieksploitasi oleh media.

"Saya tahu bagaimana rasanya disalahpahami oleh media. Saya tak akan melakukan itu pada kalian. Saya ingin menyampaikan kisah kalian karena ini penting dan kita layak mendapatkan keadilan," beber dia.

Sayangnya, Tagouri mengatakan dia juga banyak menerima kritik terutama melalui media sosial.

"Itu hanya energi negatif dan tidak sehat. Saya memastikan diri tetap berada di dalam lingkaran orang-orang hebat," ujar dia.

Ketika ditanya soal keputusannya untuk tetap mengenakan jilbab di televisi, Tagouri mengatakan bahwa jilbab justru membantunya dalam pekerjaan.

"Jilbab memberdayakan saya. Ia membantu saya dalam mengerjakan apa yang saya impikan," kata dia, "Mengenakan jilbab tidak akan membuat saya mewartakan berita secara berbeda." (News.co.au)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI