“Tahun lalu namanya masih Festival Teluk Palu. Lalu mengapa sekarang ada nama 'Nomoni'. Itu artinya 'berbunyi'. Jadi kalau diartikan, 'gemakan sedikit Palu maka akan berbunyi', melalui kedatangan menpar,” katanya.
Pihaknya memberikan apresiasi atas dukungan Kemenpar dan kehadiran menteri.
“Penyelenggaraan festival ini merupakan sarana untuk melestarikan dan mengembangkan budaya masyarakat, serta meningkatkan kunjungan wisatawan dan menggerakan pertumbuhan ekonomi masyarakat sekitar,” katanya.
FPPN 2016 menampilkan atraksi menarik, antara lain seni budaya. Kegiatan diselenggarakan di sepanjang 7,2 kilometer (km), yang mana terdapat 520 titik pasang obor. Kemudian ada suling dengan gendang yang akan berbunyi dan obor yang menyala serentak saat pembukaan festival.
“Kegiatan kedua mengangkat ritual adat. Selain itu ada panggung budaya di sepanjang 7,2 km tersebut. Keunikannya adalah adanya dokar, yang mengangkut wisatawan selama festival,” tambahnya.
Festival yang telah diselenggarakan sejak 2008 ini diharapkan dapat mencapai target kunjungan wisatawan 2016.
Pengusaha Hotel Diminta Tambah Akomodasi
Kota Palu di bawah kepemimpinan Hidayat dan Sigit, periode 2016-2021 akan dibangun dengan visi menjadikan Kota Palu sebagai kota jasa yang berbudaya dan beradab. Palu sudah bersolek jauh-jauh hari dengan pembangunan sarana dan prasana.
Hidayat meminta pengusaha perhotelan di Kota Palu untuk memenuhi permintaan akomodasi dan meningkatkan kegiatan. Pada tahun-tahun mendatang, berbagai even nasional maupun internasional harus siap dihelat di sini.
Menurut Hidayat, selama ini ketersediaan kamar hotel tidak mampu memenuhi kebutuhan even. “Beragam kegiatan tidak mampu diakomodir perhotelan. Padahal pada hari-hari biasa saja, tingkat hunian tinggi. Maka jauh-jauh hari kami siapkan dan beri semangat pengusaha hotel,” ujarnya.