Kedua, confidence. Award itu akan menaikkan tingkat percaya diri menyandang status juara dunia wisata halal. Ketiga, menaikkan credibility atau kepercayaan publik akan reputasi Aceh sebagai destinasi yang aman dan nyaman bagi wisatawan darimanapun.
Pada kesempatan itu, Ketua Tim Percepatan Wisata Halal Kemenpar, Riyanto Sofyan, menyebut ada tiga level untuk merebut quick win. Pertama, global leadership, yang meliputi pemenangan penghargaan internasional, peningkatan peringkat GMTI, lobi dan komunikasi antar sesama stakeholder, dan terlibat dalam event internasional.
Kedua adalah pemasaran dan promosi. Tujuannya, kata dia untuk mengintegrasikan kampanye wisata halal Indonesia, baik ke dalam maupun luar negeri secara agresif, terutama target pasar utama. Pasar wisata halal antara lain, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Qatar, Kuwait, Malaysia, Singapura, Tiongkok, India, Rusia, Jerman, Prancis, dan Inggris.
"Lalu menjalankan strategi promosi pemasaran dengan DOT (destination, origination, timeline), strategi promosi dengan BAS (branding, advertising, selling) dan strategi media dengan POSE (paid media, own media, social media, endorser media)," kata Riyanto.
Level ketiga adalah pengembangan destinasi, sumber saya manusia (SDM) dan kelembagaan, dengan melakukan penguatan daya saing atraksi, produk dan pelayanan. Kemudian melakukan penguatan atraksi, aksesibilitas dan amenitas (3A), peningkatan kapasitas SDM, pembuatan pedoman wisata halal, dan membuat Sertifikasi Halal Industri Pariwisata.
Di ujung presentasi, Arief meminta Riyanto untuk berdiri.
"Khusus untuk program Aceh menuju The World’s Best Halal Cultural Destination 2016, saya serahkan ke Pak Riyanto. Beliau adalah Ketua Tim Percepatan Wisata Halal Kemenpar. Sedangkan untuk menjadikan Sabang The World’s Best Marine Tourism Destination, saya serahkan kepada Pak Indroyono Soesilo, yang hari ini juga mengadakan rakor Wisata Bahari di Sabang. Beliau adalah Ketua Tim Percepatan Wisata Bahari Kemenpar," ujarnya.