Marinus menandaskan, ucapan "ya'ahowu" merupakan bagian dari kegiatan pariwisata Kepulauan Nias. Antusias masyarakat pada perhelatan akbar ini luar biasa, karena lebih dari 10.000 ribu orang hadir di sana.
“Tentu ini bisa diartikan sebagai awal kebangkitan pariwisata Kepulauan Nias,” kata Marinus yakin.
Nadi Pulau Nias adalah Pariwisata
Pesta Ya'ahowu sudah ada sejak 1980-an. Namun penyelenggaraannya sempat macet, karena kuranperhatian. Baru kali ini, 2016, pesta rakyat yang penuh hiburan itu kembali dibangkitkan seiring dengan peluncuran “Nias Pulau Impian”, yang penetapannya sudah dilakukan 2-3 Juni 2016 bersama menpar, di Balairung, Gedung Sapta Pesona, Kantor Kementerian Pariwisata RI di Medan Merdeka Barat, Jakarta.
“Harapan kami, melalui even ini masyarakat Pulau Nias bangkit berbenah dan menyongsong perubahan dan kemajuan yang lebih baik,” ujar Marinus.
Pada acara pembukaan Pesta Ya’ahowu tersebut, Luhut tampak bersemangat. Ia memberikan apresiasi khusus kepada Yasona, yang disebutnya sebagai menteri pertama yang lahir dan berasal dari Pulau Nias.
“Ini buktinya kalau masyarakat Nias hebat-hebat,” kata Luhut, yang langsung disambut tepuk tangan riuh dari pengunjung.
Pelaksana Tugas Menteri ESDM yakin bahwa nadi Pulau Nias adalah pariwisata, khususnya wisata bahari dan budaya.
“Sektor pariwisata akan menjadi sumber penerimaan negara terbesar, karena menghadirkan devisa yang terus bertumbuh. Komoditas lain, seperti migas, batubara, dan minyak kelapa sawit terus menurun,” kata Luhut.
Luhut menyatakan, Nias membutuhkan infrastruktur seperti, bandara, listrik, jalan, air, telekomunikasi dan sebagainya. “Ini bukan lagi wacana. Tahapannya sudah mulai dikerjakan,” ujarnya.