Sementara itu, Country Manager Vito (Visit Indonesia Tourism Officer) Singapura, Sulaiman Shedek, mengatakan, Indonesia memiliki banyak tempat wisata alam yang sangat indah, salah satunya adalah Labuan Bajo. Tempat wisata ini sudah dikenal penduduk Singapura, namun belum banyak yang sudah datang melihat dan merasakannya secara langsung.
“Sebagai salah satu upaya mempromosikan wisata Labuan Bajo, program ini sangat tepat. Malaysia dan Singapura jaraknya dekat dengan Indonesia. Apalagi, sudah banyak penerbangan dari Malaysia dan Singapura yang langsung ke banyak kota di Indonesia. Jadi soal transportasi, tak ada kendala sama sekali,” katanya.
Penduduk Singapura, kata Sulaiman, sangat butuh tempat wisata alam seperti Labuan Bajo. Singapura miskin tempat wisata alam. Labuan Bajo berpeluang menjadi tempat tujuan utama bagi warga Singapura yang suka menyelam.
“Selama ini, kalau ingin menyelam, kebanyakan penduduk Singapura pergi Malaysia, karena dekat,” katanya.
Pada kesempatan yang sama, Asisten Deputi Pengembangan Pemasaran ASEAN Kemenpar, Rizki Handayani, yang mendampingi Deputi Pengembangan Pemasaran Mancanegara, I Gde Pitana, menyebut, Singapura dan Malaysia adalah dua pasar utama pariwisata Indonesia. Singapura nomor satu, disusul Malaysia.
“Famtrip ini akan menambah pengalaman mereka terhadap wisata bahari Indonesia. Bali sudah biasa, tapi Labuan Bajo, mereka bisa menjadikannya sebagai destinasi baru,” kata Rizki.
Menurutnya, penduduk tetap Singapura saat ini sekitar 3,8 juta orang, sementara penduduk asing yang menetap di Singapura mencapai 1,5 juta orang. Tentu ini akan menjadi potensi pasar yang luar biasa.
Setelah menginap semalam di Hotel Mercure Harvestland Bali, Senin (19/9/2016) pagi, rombongan bertolak ke Labuan Bajo.