Kemenpar: Saatnya Kelola Pariwisata dengan Digital

Madinah Suara.Com
Sabtu, 17 September 2016 | 15:01 WIB
Kemenpar: Saatnya Kelola Pariwisata dengan Digital
Menpar Arief Yahya. [Dok. Kemenpar]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Gerakan “Go Digital”, yang digaungkan Menpar Arief Yahya dalam Rakornas III Pariwisata 2016, ternyata bukan hanya sekadar gerakan “move on”. Di Kementerian Pariwisata, istilah ini diartikan sebagai “move up”, gerakan untuk naik ke keadaan yang lebih baik, tidak sekadar bergeser ke jalur horizontal.

“Pelan-pelan, kami sudah mulai membiasakan diri masuk ke iklim digital. Manfaat teknologi informasi sekarang ini sangat besar. Smartphone, yang ukurannya kecil ini bisa kita manfaatkan untuk berbagai macam,” kata Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenpar, Esthy Reko Astuti, Jakarta, Jumat (16/9/2016).

Ucapan Esthy tersebut bukan tanpa alasan. Menurut The U.S. Census Bureau Serves America, sebuah penyedia layanan data tingkat dunia menyebutkan, penduduk Indonesia mencapai 259,1 juta orang, yang 88,1 juta di antaranya merupakan pengguna aktif internet, 79 juta orang merupakan pengguna aktif sosial media (sosmed), dan 66 juta orang aktif di sosmed mobile phone.

Itu artinya, sepertiga penduduk Indonesia sudah melek digital.

Dengan fakta tadi, mau tidak mau, suka tidak suka, Divisi Pemasaran Nusantara Kementerian Pariwisata juga harus ikut arus globalisasi. Kemenpar harus bertransformasi ke digital.

Semua lini dituntut bisa mengukur dan menghitung posisi saat ini dan menghitung proyeksi ke depan. Tujuannya untuk mengelola seluruh kebutuhan wisatawan. 

“Di era digital ini, analisa data sangat penting dan mendasar. Semua harus bisa diukur,” kata Esthy.

 Era Digital Jadi Solusi

Dengan proyeksi 260 juta perjalanan wisnus pada 2016, Esthy mengaku sulit menerapkan strategi tanpa bantuan digital. Tanpa digital, banyak masalah yang sulit dicari solusinya, seperti sebaran wisnus yang belum merata, data kunjungan wisatawan yang belum tersedia secara real time, peningkatan sinergi antar stakeholder yang sulit terealisasi, hingga mencari metode promosi yang sesuai.

Dengan digital, Esthy mengaku tak perlu repot lagi. Ada inovasi melalui Monitoring Information System (MIS) dan Dashboard Digital Data, yang siap menyajikan data dengan akurat. Pergerakan wisnus jadi mudah terpantau, bahkan secara real time

REKOMENDASI

TERKINI