Menurut Nora, sapaan Eleonora, kompetisi yang salah satunya diikuti kelompok usia 7-18 tahun ini penuh dengan sanak keluarga. Rata-rata, mereka berasal tingkat ekonomi kelas menengah ke atas, sehingga memboyong seluruh anggota keluarga untuk menjadi pendukung. Satu peserta bisa membawa 5-10 anggota keluarga.
“Jumlah komunitas piano besar, dan mereka harus berani berkompetisi untuk menjadi pegiat seni profesional,” ungkapnya.
Mengapa kompetisi piano ini dinilai strategis?
“Perkembangan peminat musik klasik Tanah Air, khususnya piano dan violin sangat pesat, termasuk di Bali. Kompetisi musik dari Eropa ini dinilai bisa memberi peluang kepada pianis dan violis Eropa untuk bisa bertanding di Bali. Kita bisa saling mengerti, di mana kelebihan dan kekurangan kita,” jelas Nora.
Bali sudah dikenal sebagai kota budaya, kota penyelenggara meeting, incentive, convention, and exhibition (MICE), dan kota wisata. Bali juga menjadi salah satu barometer perkembangan musik, khususnya piano, dari genre klasik, pop, maupun jazz.
Masih ingat pianis cilik asal Bali, Joey Alexander? Anak lelaki yang lahir 25 Juni 2003 ini tumbuh menjadi satu satu pianis jazz Indonesia. Ketika berusia 7 tahun, Joey telah menguasai teknik permainan piano, improvisasi jazz, dan membuat masyarakat AS kagum.
“Congratulations!” kata Menteri Pariwisata (Menpar), Arief Yahya, di Jakarta.
PARA PEMENANG BOPC 2016 (VERSI PIANO):
Kategori A (<7 Tahun) Lagu Bebas
Arnell Urielia Tejo Prawiro (Juara I)