Soal tenaga kerja, pariwisata penyumbang 9,8 juta lapangan pekerjaan, atau sebesar 8,4 persen secara nasional, dan menempati urutan ke-4 dari seluruh sektor industri. Dalam penciptaan lapangan kerja, sektor pariwisata tumbuh 30 persen dalam waktu 5 tahun.
“Itu pertumbuhan yang sangat signifikan,” ujarnya.
Ia menambahkan, sektor pariwisata menciptakan industri lapangan kerja termurah, karena bisa melahirkan kesempatan kerja hanya dengan US$ 5.000 per satu pekerjaaan.
“Coba bandingkan dengan rata-rata industri lainnya, yang sudah sebesar US$ 100.000 per satu pekerjaan. Atas dasar potret perekonomian tersebut, maka pariwisata memang merupakan sektor yang paling seksi untuk dijadikan core business. Saat ini, ada lima yang menjadi prioritas nasional, yakni infrastruktur, pangan, energi, maritim, dan pariwisata,” kata menpar.
Laki-laki asli Banyuwangi ini juga sering menjelaskan soal Trade, Touris, and Investment (TTI). Dia ingin mengubah singkatan itu menjadi Tourism, Trade, dan Investment.
“Kalau sudah terbangun tourism-nya, trading bisa dengan mudah dilakukan, dan tinggal mencari investor yang hendak bergabung untuk membangun destinasi dan atraksi buatan,” ujarnya.