Suara.com - Kereta bawah tanah Jepang, disebut-sebut sebagai moda transportasi umum terbaik di dunia. Tak heran, jika masyarakat Negeri Sakura tersebut menggantungkan perjalanannya dengan transportasi satu ini, khususnya di kota Tokyo.
Bahkan, menurut Atsushi Kamimura, Demand Generation & Marketing dari Tokyo Metro, perusahaan operator kereta bawah tanah terkemuka di Jepang, penumpang kereta api bawah tanah lebih padat dibanding kereta api di Jakarta saat jam sibuk. Khususnya, di pagi hari, saat masyarakat pergi bekerja maupun bersekolah.
"Total jumlah gerbong yang dimiliki oleh Tokyo Metro itu 2728 gerbong. Namun, berdasarkan data dari tahun 2015 jumlah penumpang Tokyo Metro setiap harinya lebih dari 7 juta orang. Tadi saya sempat mencoba naik kereta api di Jakarta, dari Stasiun Tebet ke Jakarta Kota. Ternyata masih jauh lebih padat di Jepang," ungkapnya pada media, di Jakarta, Jumat (9/9/2016).
Untuk itu, Kamimura pun memberikan tips bagi para wisatawan mancanegara, khususnya dari Indonesia yang ingin berwisata ke Jepang menggunakan kereta api bawah tanah Tokyo Metro.
Ia mengatakan, wisawatan sebaiknya menghindari bepergian dengan kereta bawah tanah saat jam-jam padat, seperti pukul 07.00 hingga 9.30.
"Kami sarankan perginya pagi sebelum pukul 07.00 atau setelah pukul 9.30 agar bisa menikmati berwisata dengan Tokyo Metro. Kalau sore jam padatnya tetap ada tapi tidak separah pagi. Jadi masih bisa digunakan dengan nyaman," terangnya.
Selain itu, kata dia, sebaiknya wisatawan tidak membawa koper atau tas besar saat naik kereta bawah tanah pada jam-jam padat tersebut. Karena, biasanya saat kereta penuh, lanjut Kamimura, wisatawan yang membawa koper dan tas besar tidak diperbolehkan untuk naik kereta.
Jadi, bagi Anda yang ingin berwisata ke Jepang, sebaiknya lebih pintar dalam memiliki waktu saat ingin berkeliling dengan kereta bawah tanah ya!