Promosi #GMT2016 ikut dibantu jutaan netizen dari seluruh dunia. Hashtag ini menempati posisi pertama dalam daftar trending topic Twitter sedunia. Kampanye GMT juga dilakukan melalui berbagai media, baik cetak dalam skala internasional, elektronik, online, Facebook dan Youtube, termasuk mailing list, forum online, serta Yahoo Group astronom.
Berkat program ini, turis-turis domestik dan mancanegara datang ke kota-kota yang dilintasi gerhana meningkat hingga 106 persen. Total, jumlah pengunjung mencapai 432.196 orang dan menghasilkan nilai ekonomi sebesar US$ 7,5 juta dalam bidang pariwisata.
Penghargaan PATA Gold Award lainnya mampir di kategori pusaka dan budaya. Di sini, Kemenpar sukses melambungkan “Lalare Orchestra”, perpaduan alat musik gendang, rebana, saron, dan angklung yang dimainkan ratusan anak Banyuwangi. Kegiatan ini dinilai unik dan mampu mendorong masyarakat untuk terus melestarikan musik tradisonal.
Sukses Indonesia meraih Gold Awards tahun ini bisa dijadikan tolok ukur keberhasilan branding Wonderful Indonesia dalam pentas kompetisi pariwisata dunia. Bila dibandingkan dengan kompetitor negara tetangga, prestasi Indonesia hanya bisa dipatahkan Thailand, yang memborong 1 Grand Award dan 5 Gold Award. Malaysia hanya kebagian 2 Gold Awards, sementara Singapura 1 Grand Award dan 1 Gold Award.
“Award ini menaikkan rasa percaya diri, mengangkat kredibilitas, dan menjadi tolok ukur seberapa hebat Wonderful Indonesia. Jika dilihat dari kacamata berstandar global, ternyata kita mampu bersaing, dan apalagi penyerahannya ada di pameran di rumah kita sendiri,” terang Kepala Bidang Pameran Asisten Deputi Pengembangan Pasar Asia Pasifik Kemenpar, Rita Sofia.
Baginya, penghargaan PATA itu merupakan bukti bahwa jika serius, tidak ada yang tidak bisa diraih.
“Sekarang Indonesia makin masuk consideration set para turis yang mau memilih destinasi, terutama bagi yang belum punya awareness tinggi terhadap Indonesia. Pameran ini adalah momentum memperkenalkan Indonesia ke mata dunia,” ujarnya.