Kunjungi Angkasa Pura II, Menpar Dorong Tingkatkan Layanan

Madinah Suara.Com
Kamis, 08 September 2016 | 15:03 WIB
Kunjungi Angkasa Pura II, Menpar Dorong Tingkatkan Layanan
Menteri Pariwisata, Arief Yahya saat menghadiri peluncuran 'Geo Culture Trek' bersama alumni ITB angkatan'81 di Bandung, Jawa Barat, Sabtu (6/8/2016). (Foto: Dok. Kemenpar)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Dengan reputasi dan performance saat ini, Arief menilai, AP II akan dengan mudah menggabungkan dua bidang tersebut. Ia mencontohkan Hong Kong, yang mengawinkan industri transportasi dengan properti, sehingga menjadi kuat dan sustain (berkesinambungan).

“Karena itu, jangan takut untuk investasi di green field. Saran saya, AP II harus berpikir long term, hitung saja sebelum dan sesudah dibangun, nanti pertumbuhan value pasti akan mengagetkan. Padahal di bisnis tidak boleh kaget-kaget, semua bisa dihitung,” kata dia.

Kedua, kalau membuat perencanaan, jangan berpikir jangka pendek, tetapi harus jangka panjang. Arief melihat kapasitas dan traffic terminal penumpang bandara di AP II, yang 7 diantaranya dinilai sudah over capacity.

Bandara Soetta (CGK) 246 persen dari kapasitas. Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II (PLM) 112,8 persen, Bandara Minangkabau (PDG) 105,6 persen, Bandara Husein Sastranegara (BDO) 131 persen, Bandara Supadio (PNK) sudah 113 persen, Bandara Depati Amir (PGK) malah 331 persen, dan Halim Perdanakusumah 161 persen.

Bandara Kualanamu (KNO) Medan pun sudah lampu kuning, yaitu 88,9 persen full capacity.

“Jumlah penumpang lebih banyak dari yang diperkirakan. Ini tidak boleh lagi. Misalnya, mau membangun (Bandara) Silangit, dengan terminal 100.000 orang per tahun. Pembangunan ini belum selesai, tapi jumlah penumpangnya sudah 180.000 orang per tahun. Artinya akan kerja dua kali dan mengganggu kenyamanan orang yang menggunakan jasa transportasi udara,” ujarnya.

Ketiga, jangan takut dengan perencanaan besar, karena proyeksi negara terhadap kunjungan wisman dan wisnus juga besar. Pengadaan keuangan bisa dilakukan dengan banyak cara.

“Bisa dengan obligasi, financing, partnership, dan lainnya,” lanjut menpar.

REKOMENDASI

TERKINI