Saat pertemuan pertama, Tony menyampaikan keseriusannya membantu Kemenpar dalam mengatasi masalah connectivity. Keduanya paham, pasar India merupakan ceruk yang tergolong gendut.
Kebetulan, Air Asia konsisten dengan jenis pesawat yang berbadan lebar, sehingga jarak-jarak menengah seperti Indonesia-India bisa dilayani.
"Kami akan terbangi India, agar ada direct flight ke Indonesia, tanpa melewati Kuala Lumpur maupun Singapura," tuturnya.
Selain itu, pasar Cina dan Australia akan tetap dikembangkan sebagai potensi inbound ke Indonesia. Saat ini, Air Asia sudah terbang ke Sydney, Melbourne, Perth, dan lainnya.
"Kami bisa membawa 6 juta wisman ke Indonesia pada 2019," jelas Tony meyakinkan menpar.
Namun ia minta, upayanya ini didukung Kemenpar dengan promosi dan pengembangan destinasi yang bagus.
Tony juga menjanjikan promosi bersama. Seluruh media promosi Air Asia, menurutnya, bisa di co-branding dengan Wonderful Indonesia, baik yang menempel di pesawatnya, inflight magazine, maupun TV Commercial (TVC) di Korea dan Malaysia.
"Kita join promosi di berbagai originasi yang menjadi sasaran kita," tambah Arief.
Kunjungan menpar juga disambut Group CEO of Indonesia Air Asia, Dendy Kurniawan, Director of Flight Operation of Indonesia Air Asia, Capt Widhi Setyo Darwanto, Director of Safety of Indonesia Air Asia, Capt Rd Achmad Sadikin, Director of Security of Indonesia Air Asia, Capt Jurry Soeryo Wiharko, dan Director of Engineering & Maintenance of Indonesia (Air Asia), Heru Susilo.