Wayang Ajen Sihir Masyarakat Kuningan

Madinah Suara.Com
Rabu, 07 September 2016 | 16:01 WIB
Wayang Ajen Sihir Masyarakat Kuningan
Wayang kulit. [shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wayang Ajen Pesona Indonesia tampil. Kali ini dalam rangkaian peringatan hari jadi ke-518 Kabupaten Kuningan, di Lapangan Desa Cageur, Kecamatan Darma Kuningan, Jawa Barat (jabar),  Sabtu (3/9/2016) malam. Antusiasme masyarakat luar biasa. Ribuan pasang mata menyimak, sambil duduk lesehan di area yang sudah disiapkan. Banyak pula yang terpaksa berdiri, atau duduk di kejauhan, di atas sepeda motor sambil mengikuti alur cerita Sang Dalang, Ki Wawan Ajen.

Pamor dalang yang sering berpentas dalam even kementerian yang dipimpin Menteri Pariwisata (Menpar), Arief Yahya ini cukup populer. Ia sudah berkeliling ke puluhan negara untuk memperkenalkan wayang golek khas Jabar itu. Ki Wawan Ajen mengkombinasikan wayangnya dengan teknologi multimedia, tata cahaya, tata suara, dan tata panggung yang mengesankan.

"Ia mensosialisasikan Pesona Indonesia, potensi dan kekayaan alam maupun seni budaya,” ujar Sekretaris Menpara (Sesmenpar), Ukus Kuswara, Jakarta, Minggu (4/9/2016).

Lakon “Kesatria Darma Sakti”, yang dimainkan sarat dengan pesan potensi, kekayaan alam, dan seni budaya. Kisah tentang kesatria pembela kebenaran, kesatria penerus generasi kreatif, kesatria yang cinta damai hingga kesatria yang melakukan kebajikan, ikut disajikan pada penonton.

Darma Sakti menyampaikan pesan tentang kekuatan seorang manusia, yang mempunyai karakter baik dan mengabdikan darmanya tanpa pamrih untuk keagungan agama, kejayaan negara, dan keutamaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) menuju peradaban dunia. Ternyata lebih mengena ke masyarakat. Dengan bahasa yang lebih gaul dan tidak kaku, masyarakat jadi lebih terhibur. Pola pikir bahwa tradisi budaya identik dengan sesuatu yang kuno dan ketinggalan zaman disulap menjadi sumber inspirasi.

Alhasil, semua lapisan masyarakat betah menyaksikan Wayang Ajen, mulai dari Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kementerian Pariwisata (Kemenpar), Esthy Reko Astuti, Bupati Kuningan, Acep Purnama, hingga masyarakat Kuningan sendiri.

“Jangan lupa, Wayang Ajen sudah go international. Wayang Ajen menjadi nomor satu di India pada 2010 dan diakui United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) sebagai warisan budaya dunia. Seni itu, kan bagian dari budaya, kebanggaan masyarakat kita, jati diri bangsa. Selain itu bisa juga untuk rekreasi,” ujar Ukus.

“Misi kami adalah meyakinkan Kuningan, bahwa sektor pariwisata bisa menjadi unggulan dalam membangun daerah menuju kesejahteraan masyarakat, sebagai cita-cita mulia bangsa dan negara. Pariwisata bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pariwisata dapat menambah lapangan pekerjaan dan tenaga kerja, yang dapat meningkatkan PAD (Pendapatan Asli Daerah) dan devisa negara,” tutur Ukus.

Pada kesempatan itu, Dalang Wawan juga ikut mengamini. Patron cerita “Satria Dharma Sakti” di panggung Pesona Indonesia, menurutnya, penuh dengan sumber inspirasi. Inti ceritanya sarat dengan pesan moral, termasuk soal pariwisata yang bisa menaikkan kesejahteraan masyarakat. “Semua kami munculkan di Wayang Ajen. Itu sebabnya banyak masyarakat yang suka," kata Wawan.

Tak hanya Wayang Ajen yang sukses menghipnotis masyarakat Kuningan, pagelaran seni tari yang menampilkan komposisi “Kemprang Kemprung Nyi Mojang” juga sangat menghibur. Artis pop Sunda, Rita Tila, pelawak, Ade Batak dan Jenong Sasagon juga sukses membuat ribuan penonton sumringah. 

REKOMENDASI

TERKINI