Turis Timur Tengah di Malaysia Gandrungi Wonderful Indonesia

Madinah Suara.Com
Selasa, 06 September 2016 | 15:37 WIB
Turis Timur Tengah di Malaysia Gandrungi Wonderful Indonesia
Logo Wonderful Indonesia.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Apa yang paling diminati para wisatawan mancanegara (wisman) Timur Tengah yang mampir ke 7 spot “Wonderful Indonesia”, di Street Festival Bukit Bintang, Kuala Lumpur, Malaysia?

“Selfie dan mengabadikan atraksi budaya yang kami suguhkan di setiap spot, di sepanjang Starhill hingga Lot 10 Shopping Center,” ujar Asisten Deputi Pengembangan Pemasaran Wilayah ASEAN Kementerian Pariwisata (Kemenpar), Rizki Handayani Mustafa, di Malaysia, 1-4 September 2016.

 Pada saat yang sama, di Putra Jaya Plasa, Kemenpar juga ikut serta dalam MATTA Travel Mart 2016. “Jadi nyambung, antara selling di Putra Jaya dengan branding di Bukit Bintang,” ujar Rizki . 

Hampir tiap malam, katanya, semua acara yang diadakan di pusat wisata Malaysia itu ramai disaksikan pengunjung. Semua sudut penuh dengan branding Wonderful Indonesia. Program yang dikonsep apik oleh Kemenpar ini pun menuai banyak apresiasi.

Tak hanya warga Malaysia dan wisman Timur Tengah, para ekspatriat dan wisman dari berbagai negara lainnya juga disasar Kemenpar. Namun demikian, turis Timur Tengah lebih antusias dan kagum menyaksikan gelaran seni, budaya, dan pameran Wonderful Indonesia ini.

Mereka memanfaatkan momen menarik ini dengan memotret atraksi budaya yang ditampilkan dan berfoto dengan para pelaku seni yang terlibat di dalamnya. Tak hanya berfoto, mereka juga aktif bertanya dan menggali info seputar keragaman budaya Indonesia, termasuk destinasi wisata yang menarik untuk dikunjungi.

Satu keluarga asal Saudi Arabia, misalnya, berbincang dengan para penari Jaranan Buto, seni tari dari Banyuwangi. Dengan bahasa Inggris patah-patah, mereka menanyakan nama tari tersebut dan berasal dari mana.

Setelah memperoleh jawaban, seorang di antaranya bergeser ke photo booth komodo, yang disediakan panitia. Ya, siapa saja bisa berfoto di sana dan gratis menerima hasilnya.

Hal sama juga dialami Yoseph, seniman tari, koreografi, asal Malang, Jawa Timur, yang membawakan kostum bertema keindahan burung Indonesia.

“Para wisman Timur Tengah itu ternyata antusias sekali, lho, pada pertunjukan kita. Mereka bilang, kostumnya unik. Lalu mereka tanya lagi, dari mana, terbuat dari apa, dan maksud desain kostumnya. Saya jawab semua dan sekalian saya terangkan Wonderful Indonesia. Kemudian, mereka foto-foto,” katanya, yang telah beberapa kali menyabet juara kostum terbaik di dalam maupun luar negeri ini.

“Uniknya, maaf, yang bercadar pun ikut foto. Unik, kan? Wajah mereka tertutup cadar, saat difoto. Tapi aku sih, oke-oke saja, malah senang. Mereka rata-rata orang Saudi (Arabia), Kuwait, Yordania,” tambah Yoseph, yang mengerjakan kostumnya sekitar dua bulan.

Menteri Pariwisata (Menpar), Arief Yahya, mengatakan, Indonesia Street Festival, yang digelar di Bukit Bintang merupakan strategi efektif untuk mempromosikan Indonesia kepada publik di Malaysia. Bukit Bintang merupakan jantung Kota Kuala Lumpur, pusat turis, yang tak hanya orang Malaysia.

Menteri yang belum lama ini terpilih sebagai “Tokoh Inspirasional” oleh Serikat Perusahaan Pers (SPS) itu mengatakan, biasanya saat musim ibadah haji, banyak warga Timur Tengah, terutama Arab Saudi, yang berlibur ke luar negeri.

Rizki menyebut, wisman Timur Tengah memang menjadi incaran Kemenpar, karena senang berlibur dengan waktu yang lama.

“Biasanya, mereka datang satu keluarga atau keluarga besar. Lama tinggal (lenght of stay)-nya panjang. Menurut data Kemenpar, rata-rata mereka menghabiskan pengeluaran antara US$ 1.500-1.750 per orang, per kunjungan (visit), sedangkan wisman dari kawasan lain sekitar US$ 1.142 per visit. Peluang inilah yang harus kita tangkap,” jelasnya.

 

 

 

 

 

 

REKOMENDASI

TERKINI