Dari Seorang Pekerja Seks, Perempuan Ini Menjadi Orang Terkaya

Esti Utami Suara.Com
Senin, 05 September 2016 | 18:20 WIB
Dari Seorang Pekerja Seks, Perempuan Ini Menjadi Orang Terkaya
Ilustrasi. (shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Namanya Yolande Duvernay. Ia adalah penari kecil yang lahir dalam kemiskinan, tapi kemudian menjadi perempuan terkaya di Inggris.  Yolande lahir pada 1812. Dan ambisi sang ibulah yang mengantarnya dari seorang penari dan pekerja seks menjadi perempuan yang disegani di Inggris.

Ibunda Yolande, Madame Duvernay, pernah menjadi penari di masa mudanya. Kemelaratan dan penderitaan mengubahnya menjadi ibu paling dominan dan single-minded sepanjang masa. Dia adalah orang tua korup, bossy dan manipulatif yang siap menjadi germo bagi putrinya demi keuntungan finansial. Dan dia menjalankan perannya itu sepenuh hati.

Ibu dari para penari muda di Paris Opera ini tak hanya bertanggung jawab atas penampilan putrinya di atas panggung. Begitu anak asuhnya mencapai usia pubertas, ia juga bertanggung jawab atas kegiatan prostisusi mereka.

"Para lelaki mengamati siswa balet itu dan membuat kesepakatan soal penari pilihan mereka dengan sang ibu," jelas Jenifer Roberts, penulis biografi Yolande Duvervay.

Dalam bukunya Jenifer menulis, Yolande seolah tak hanya ditakdirkan menjadi penari favorit Ratu Victoria, tapi juga menjadi perempuan terkaya di dunia. Kisah Yolande nyaris dilupakan, hingga  Jenifer tergerak untuk menyelidiki cerita tentang  kekayaan keluarga yang hilang yang didengarnya dari sang ibu.

Setelah kematiannya, Jenifer menemukan beberapa potongan koran tua di antara kertas-kertas ibunya yang menjelaskan bagaimana kakeknya telah menjadi salah satu dari 93 penerima uang yang diwariskan Yolande Lyne-Stephens, perempuan terkaya di Inggris.

"Ini membangkitkan rasa ingin tahu saya," kata Jenifer. Dan, dia berangkat untuk menelitikisah yang menakjubkan soal seks, skandal dan uang di Victoria.

Yolande Marie Louise Duvernay lahir di Paris pada hari musim dingin pada bulan Desember tahun 1812 dan terdaftar di School of Dance pada usia enam tahun. Saat berusia 18 tahun, ia ditunjuk menjadi
direktur baru Paris Opera yang membawanya keluar dari sekolah balet dan langsung memainkan peran utama sebagai seorang bintang teater.

Dia menari beberapa kali di London dan segera menjadi penari favorit di Victoria. Di mata laki-laki, dia menawarkan lebih dari sekadar keindahan.

"Itu adalah visi keindahan yang tak bisa dilihat mata manusia saat ini. Tidak pernah ada hal seperti itu, tidak akan pernah ada," tulis penulis William Makepeace Thackeray tentang pesona Yolande.

Pada Oktober 1836, Yolande tiba di London untuk menari di Theatre Royal di Drury street. Dia saat itu berusia 23 tahun dan seorang yang dikenal di London dan Paris. Ia digambarkan sebagai "perempuan paling menggairahkan, dengan mata yang menawan, sebuah kaki yang mengagumkan dan penampilan yang sempurna lagi cantik dan sangat seksi.

"Lelaki dari segala usia menginginkanya, tapi Stephens Lyne-Stephens mengalahkan mereka semua," tulis Jenifer.

Stephens kemudian membanjirinya dengan uang yang sangat banyak. Dua-pertiga dari uang yang diterimanya mengalir ke sang ibu yang tak hanya merekayasa karir putrinya di panggung tapi juga menjualnya untuk seks di usia 15 tahun.

Yolande melangkah dengan mudah ke dalam gaya hidup yang disediakan Stephens untuknya. Mereka akhirnya menikah setelah menjalin hubungan selama sekitar delapan tahun. Menjadi perhatian banyak orang, pasangan ini akhirnya meninggalkan London dan pindah ke sebuah villa di dekat Roehampton.

Ketika ayahnya meninggal pada tahun 1851, Stephens menjadi terkaya di Inggris. Dia membeli sebuah rumah besar di Paris dan real estate di Norfolk dan membangun setumpuk koleksi seni. Dan ketika meninggal pada tahun 1860, ia meninggalkan harta yang sangat banyak untuk Yolande.

Dengan pendapatan 5 juta pound setahun, Yolande pun menjadi perempuan terkaya di Inggris, bahkan disebut lebih kaya dari Ratu Victoria.

"Namanya menjadi terkenal di seluruh dunia.  Ia menjadi berita di surat kabar berbahasa Inggris dan dicetak ulang di seluruh dunia," kata Jenifer.

Yolande memiliki tiga rumah besar di Inggris dan Paris, ribuan hektare lahan, dan ratusan pegawai. Uang atas namanya kian menumpuk dan segera dia mengumpulkan kekayaan sendiri.

Tapi ada catatan menarik untuk Yolande. Ia disebut turut menyumbang pembangunan gereja dan kapel di Inggris, termasuk gereja Katolik Our Lady di Cambridge.

"Ada desas-desus gereja itu dibangun untuk menghormati anak-anak yang gagal ia miliki bersama suaminya," kata Jenifer.

Karena ada sebuah rahasia dari masa lalunya. Selama masa Yolande bekerja di Paris, dan melayani klien yang diatur ibunya, ia melahirkan dua anak.

"Yang pertama lahir ketika dia baru berusia 16 tahun. Kedua tujuh tahun kemudian. Bayi tersebut tidak menjadi bagian dari hidupnya dan diserahkan kepada orang lain," jelas Jenifer.

Ketika Yolande meninggal pada tahun 1894, kekayaannya ditaksir senilai 220juta pound. Jumlah yang sangat besar untuk saat ini.  (Express.co.uk)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI