1.500 Pegolf Dunia Bakal Tumpah Ruah di Bogor

Madinah Suara.Com
Senin, 05 September 2016 | 15:01 WIB
1.500 Pegolf Dunia Bakal Tumpah Ruah di Bogor
Suasana Senayan Golf Driving Range, di Jakarta, Rabu (24/2). [suara.com/Oke Atmaja]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Satu lainnya, Bogor Raya. Lapangan golfnya merupakan hasil polesan mantan golfer papan atas Australia, Graham V Marsh. Tak heran, sejumlah penghargaan keren, seperti Best Golf Course dari Asia Globe Magazine (2008); Best Service on Golf dari Indonesia Tourism Award (2006) hingga Best Course dari Golf Digest Indonesia (2004), pernah mampir di sini.

“Sisanya, ada Bogor Golf Club, Gunung Geulis Country Club, Jagorawi Golf Country Club, Rainbow Hills Mountain Club, Rancamaya Golf Country Club, Riverside Glof Club serta Sentul Highland Golf Club,” terang Zainal.

Ribuan golfers menyatakan tergoda untuk ikut serta dalam Bogor Wonderful Golf. Menurut data, hingga Minggu, sudah ada 1.200 golfers yang mendaftar dan memastikan ikut serta. Pesertanya tak hanya datang dari Indonesia, para golfers Singapura, Malaysia, Jepang dan Korea juga ikut ambil bagian.

“Ini membuktikan bahwa golf merupakan sport tourism yang strategis di Kabupaten Bogor. Awalnya, sasaran pasarnya adalah hanya warga Singapura dan Malaysia. Namun belakangan, para golfers Asia Pasifik juga ikut merespons,” tambah Zainal.

Fakta-fakta tadi membuat Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bogor, Rahmat Sujana, sumringah. Ia merasa optimistis, dampak Bogor Wonderfull Golf ini akan berimbas positif bagi Bumi Tegar Beriman.

“Hasilnya pasti bagus, karena golf adalah pasar kelas atas. Spending-nya bakal di atas rata-rata,” tutur Rahmat.

Tren saat ini, rata-rata wisatawan mancanegara (wisman) rela menghabiskan US$ 5.000-6.000 dalam satu kunjungan. Indonesia dinilai memiliki banyak lapangan golf berkelas dunia.

“Tahun lalu, ada 900 kunjungan golfers ke Kabupaten Bogor. Ini menjadi potensi yang sangat baik. Selain mengenalkan wisata, seni dan budaya, juga bisa meningkatkan promosi peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor perhotelan dan restoran,” paparnya.

REKOMENDASI

TERKINI