Bunda, lindungi ABG Anda dari 'Serangan' Prostitusi Online

Esti Utami Suara.Com
Minggu, 04 September 2016 | 15:14 WIB
Bunda, lindungi ABG Anda dari 'Serangan' Prostitusi Online
Ilustrasi. (Shutterstock).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Terungkapnya prostitusi gay online, menjadi pengingat bagi para orang tua bahwa jaringan prostusi sangat rentan dan mudah menyasar para pelajar sebagai kalangan yang akrab dengan media sosial.

"Media sosial masih longgar dimanfaatkan untuk kepentingan apa saja, termasuk bisnis prostitusi yang mudah menyasar para pelajar," kata sosiolog kriminal Universitas Gadjah Mada Suprapto, Minggu (4/9/2016).

Suprapto mengatakan, saat ini hampir sebagian besar pelajar telah memiliki akun di media sosial. Di sisi lain para sindikat pristitusi juga memanfaatkan media sosial sebagai sarana yang praktis dan murah untuk melancarkan aksinya.

"Bagi sindikat prostitusi, banyaknya remaja pengguna media sosial bagai gayung bersambut saja. Dengan satu akun mereka bisa melakukan pertemanan dengan banyak pengguna media sosial," katanya.

Menurutnya, melalui sarana media sosial, pelaku prostitusi juga mudah saja melakukan pendekatan dengan menggunakan bahasa yang akrab di kalangan remaja disertai iming-iming yang menggiurkan.
Pelajar, ujarnya, apalagi masih setingkat SMP mudah dibujuk dengan iming-iming uang banyak.

Kasus prostitusi anak di Kawasan Cipayung, Jakarta Timur yang berhasil terkuak beberapa waktu lalu, menurut Suprapto, menjadi bukti bahwa media sosial menjadi sarana favorit pelaku kejahatan untuk melancarkan aksinya.

"Medsos ini bagai pisau bermata dua, bisa untuk keperluan positif dan negatif sekaligus," katanya lagi.

Ia berharap, aparat kepolisian bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika dapat memberikan rumusan secara khusus dalam upaya penanganan, sehingga berbagai unggahan atau iklan di media sosial yang menjurus pada prostitusi atau perdagangan orang bisa terdeteksi dan langsung dilacak, bukan hanya aspek pornografinya.

"Ini perlu pencermatan khusus agar tidak terulang, saya jumpai masih banyak iklan layanan seksual di media sosial tanpa kontrol," kata dia.

Selain itu orang tua serta guru juga memiliki peran penting memberikan arahan para pelajar atau remaja, agar lebih selektif dan bijak dalam menggunakan media sosial sebagai sarana komunikasi. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI