Menurut analisa yang sudah dilakukan Sasmito, kampanye masif dari pemerintah membawa dampak besar. Apalagi ditambah dengan atraksi destinasi wisata yang bisa diandalkan. Kedua faktor itu dinilai memicu pertumbuhan kunjungan wisman ke Indonesia.
Faktanya, hampir semua pintu masuk utama di Indonesia meningkat tajam. Bandar Udara Internasional Ngurah Rai, Bali, misalnya, jumlahnya tercatat sebagai yang paling tinggi, yaitu 405.686 kunjungan pada Juli 2016, atau naik 38,42 persen dibanding bulan sebelumnya.
Jika dilihat dari asal negara pengunjung, maka Tiongkok menyumbang kenaikan tertinggi. Pada Juli 2016, angkanya mencapai 153.934 kunjungan. Di tempat kedua adalah Australia, yang menyumbang 122.866 kunjungan.
Sementara itu, jumlah kunjungan wisman Singapura turun menjadi 94.187 kunjungan. Malaysia juga ikut turun menjadi 90.479 kunjungan, dan wisman asal Jepang naik tipis menjadi 41.100 kunjungan.
Secara kumulatif, periode Januari-Juli 2016, jumlah kunjungan wisman ke Indonesia mencapai 6,32 juta kunjungan. Ada kenaikan 7,64 persen, jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
"Dengan kenaikan jumlah kunjungan wisman tersebut, maka juga menaikkan tingkat penghunian kamar (TPK) hotel berbintang di 27 provinsi di Indonesia," katanya
TPK hotel berbintang di 27 provinsi di Indonesia pada Juli 2016 mencapai rata-rata 53,77 persen, atau mengalami kenaikan sebesar 2,52 poin, jika dibandingkan dengan TPK Juli 2015, yang sebesar 51,25 persen.
Rata-rata lama menginap tamu asing di hotel berbintang di 27 provinsi selama Juli 2016, tercatat 1,81 hari, atau turun 0,09 poin dibandingkan tahun lalu.