Suara.com - Rekor kunjungan wisatawan mancanegara (wisman)atau turis asing ke Indonesia pada tahun ini pecah pada Juli, yaitu mencapai 1,03 juta kunjungan, atau meningkat 20,42 persen, jika dibandingkan bulan sebelumnya. Bila dibandingkan periode yang sama pada 2015, jumlah kunjungan wisman naik 17,68 persen.
"Ini adalah jumlah kunjungan terbesar dalam tujuh bulan terakhir pada 2016. Wisman Tiongkok naik signifikan, persis dengan yang kami perhitungkan sebelumnya. Total 6,3 juta capaian, dari proyeksi 6,1 juta. Jadi masih surplus 200 ribuan," kata Menteri Pariwisata (Menpar), Arief Yahya, di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Apa makna capaian 1 juta wisman itu?
Arief menyebut, fakta ini akan menaikkan kepercayaan diri untuk mengejar target pencapaian 12 juta wisman pada 2016, dan target 20 juta wisman pada 2019.
"Pariwisata adalah cara yang paling murah, cepat, dan mudah untuk mendapatkan devisa. Biaya promosi hanya 0,4 persen dari target proyeksi," ujarnya.
Lebih lanjut kata Arief, sektor pariwisata merupakan penyumbang produk domestik bruto (PDB), devisa, dan lapangan kerja paling mudah, murah, dan cepat.
"Soal PDB, pariwisata menyumbang 10 persen PDB nasional, dengan nominal tertinggi di ASEAN. Selama ini, angkanya selalu buruk. Tapi di sini, kita terbaik di regional!" katanya.
Kedua, PDB pariwisata nasional tumbuh 4,8 persen, dengan tren naik sampai 6,9 persen. Jauh lebih tinggi daripada industri agrikultur, manufaktur otomotif, dan pertambangan.
Ketiga, devisa pariwisata sebesar 1 juta dolar, akan menghasilkan PDB sebesar 1,7 juta dolar, atau 170 persen. Jumlah tersebut terbilang tertinggi dibanding industri lainnya.
"Jadi, kalau selama ini orang mengkategorikan industri adalah migas dan non migas, maka kelak, industri akan menjadi pariwisata dan non pariwisata," kata Arief.