Kenalkan Wisata Bahari, Kemenpar Jualan di Filipina

Ririn Indriani Suara.Com
Sabtu, 03 September 2016 | 15:00 WIB
Kenalkan Wisata Bahari, Kemenpar Jualan di Filipina
Raja Ampat, Papua, Indonesia. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menantang para divers (penyelam) Filipina, dengan menggelar sales mission (misi jual) bahari, dalam rangka mempromosikan pariwisata Indonesia, pada 8 September 2016, di Dusit Thani Hotel, Manila.

”Kegiatan tersebut mengikutsertakan 10 sellers dari Indonesia, yang menjual paket diving di beberapa daerah, seperti Sabang, Aceh Besar, Banda Neira-Ambon, Yogyakarta, dan Bali,” ujar Asisten Deputi Pengembangan Pasar Asia Tenggara Kemenpar, Rizki Handayani Mustafa, Jakarta, kemarin.

Perempuan yang biasa disapa Kiki itu, menambahkan, para sellers tersebut akan diberi kesempatan untuk mempresentasikan produk-produk wisata bawah laut unggulan Tanah Air di hadapan 40 buyers yang berasal dari diving schools, dive operator, dive equipment suppliers, travel operator, independent divers, dan dive journalists di Filipina.

”Untuk pemilihan 40 buyers tersebut, Kemenpar bekerja sama dengan Persatuan Usaha Selam Indonesia (PUSI) dan Perkumpulan Usaha Wisata Bawah Laut Indonesia, serta KBRI di Filipina,” lanjut jebolan jebolan ITB Bandung itu lagi.

Selain itu, masih kata Kiki, acara tersebut akan didahului dengan presentasi produk dari dua narasumber. Mereka juga akan menyampaikan presentasi tentang konektivitas Filipina ke titik-titik selam di Indonesia.

”Presentasi mengenai konektivitas ini sangat penting, mengingat konektivitas masih menjadi kendala terbesar promosi diving Indonesia. Apalagi, spot-spot diving itu tersebar di berbagai pulau di Indonesia. Usai sesi presentasi, akan dilakukan interactive dialogue dengan para buyers untuk mendapatkan tanggapan, kendala, dan bisnis, dengan mengirimkan divers dari Filipina ke destinasi diving Indonesia,” ujarnya.

Kiki menambahkan, paket-paket wisata bahari selam atau diving di spot diving unggulan Indonesia akan ditawarkan dalam acara tersebut, sekaligus sebagai upaya pencapaian target kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) pada 2016, sebesar 12 juta wisman.

Menteri Pariwisata (Menpar), Arief Yahya, menyebut, kekuatan marine tourism (wisata bahari) Indonesia sudah mencapai level global, yang sangat bisa diandalkan, dan selalu menempati top 20 dunia.

"Atraksinya sudah sangat kuat. Wisata bahari dipecah menjadi 3, coastal zone (pantai), sea zone (antar pulau), dan underwater zone (bawah laut). Ketiganya, kita sangat kuat," jelas Menpar.

Indonesia Miliki 1.500 Titik Selam dari Aceh hingga Papua
Menpar menambahkan, wisata selam Indonesia tumbuh dalam lima tahun belakangan ini. Indonesia masuk dalam kawasan “The Coral Triangle”, dengan kekayaan bawah laut terindah dan terlengkap, sehingga menjadikan Indonesia sebagai target para diver dunia maupun domestik.

”Indonesia juga memiliki 55 destinasi diving dan lebih dari 1.500 dive spots, yang tersebar dari Aceh sampai Papua. Jumlah ini lebih banyak jika dibandingkan dengan negara tetangga, seperti Malaysia atau Filipina. Maka kami sangat optimistis, mereka akan sangat tertarik dengan Tanah Air kita,” ujarnya.

Dunia mengakui Indonesia memiliki beberapa diving spot terbaik dunia, antara lain, Raja Ampat, Pulau Komodo, Derawan, Togean, Wakatobi, Gili Air, dan Bunaken. Ini menjadikan Filipina sebagai pasar yang sangat potensial bagi promosi paket-paket diving Indonesia.

”Penduduk Filipina memiliki minat yang besar terhadap wisata ini, namun tidak banyak spot-spot diving yang mereka miliki. Namun demikian, destinasi-destinasi diving Indonesia masih belum banyak dikenal di Filipina, sehingga promosi diving Indonesia sangat perlu dilaksanakan secara berkesinambungan,” tambah Rizki.

Menurutnya, Indonesia memiliki puluhan spot menyelam yang terkenal, seperti Sonegat, Pulau Keraka, Pulau Syahrir Batu Kapal, Pulau Hatta, serta Pulau Ai, yang semuanya indah. Indonesia juga memiliki 20 titik penyelaman di Bunaken-Sulawesi Utara, Taman Nasional Wakatobi, 88 titik penyelaman di Selat Lembeh-Sulawesi Utara, serta tiga spot diving di Pulau Weh-Aceh.

Sejumlah titik penyelaman yang tersebar di Labuan Bajo, Pulau Komodo, dan Pulau Rinci-Nusa Tenggara Timur, 50 titik menyelam Laut Alor, 28 titik penyelaman di Derawan, spot diving di Teluk Cenderawasih dan Raja Ampat, juga sangat indah.

Selain itu, sebagai pusat dari corral triangle, Indonesia memiliki sejumlah fauna yang unik dan langka.

"Indonesia merupakan pilihan yang tepat untuk tujuan wisata diving. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki lebih dari 17.000 pulau serta merupakan pusat coral reef triangle, yang memiliki berbagai lokasi diving berpanorama indah dan unik," Kiki menegaskan lagi.

Potensi Indonesia sangat besar. Dua pertiga coral dan biodiversity dunia ada di Indonesia. "Rugi besar kalau kita tidak bisa meyakinkan wisman untuk menyelami wisata bahari di Tanah Air," tambahnya.

Tujuh dari 10 Bali baru yang dikembangkan Indonesia merupakan wisata bahari. Ini meliputi coastal zone (bentang pantai), underwater (bawah laut) dan sea zone (wisata antar pulau dengan yacht. Pada ketiga zona tersebut, Indonesia unggul segala-galanya.

”Sales mission hahari di Filipina merupakan kegiatan yang dilaksanakan secara berangkai. Sebelumnya, kegiatan serupa telah dilaksanakan di Bangkok, Thailand, pada Mei 2016, Singapura pada Juni 2016, dan Malaysia pada Juli 2016,” terang Kiki.

REKOMENDASI

TERKINI