Malang Islamic Fashion Padukan Unsur Tradisional & Internasional

Adhitya Himawan Suara.Com
Rabu, 31 Agustus 2016 | 11:40 WIB
Malang Islamic Fashion Padukan Unsur Tradisional & Internasional
Perhelatan Malang Islamic Fashion yang digelar di Malang, Jawa Timur. [Dok Model Hijab Indonesia Regional Malang]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Ketua Model Hijab Indonesia (For-MHI) Regional Malang, Maura Azzahra mengatakan, perhelatan Malang Islamic Fashion adalah program rutin yang digelar oleh komunitas hijab Malang. Tema yang diambil dalam setiap event, menurut Maura mengedepankan unsur etnik nusantara. Pasalnya, banyak desainer yang merancang busana dengan menyatukan kain adat dengan kain modern.

“Jatuhnya selalu bagus ketika dikenakan oleh model hijab. Banyak kreasi yang bisa didapat dengan kain adat, kain etnik, kain nusantara,” tuturnya di Malang, Jawa Timur, melalui keterangan tertulis, Rabu (31/8/2016).

Perhelatan Malang Islamic Fashion yang digelar Minggu lalu bertajuk ‘Sparkling Islamic of Indonesian’. Tema ini menurut Maura dirasa mampu mendobrak semangat desainer muda untuk terus menciptakan karya-karya terbaru dan meningkatkan kebudayaan Indonesia melalui busana.

“Ajang lomba fashion kali ini, diikuti oleh 38 peserta. Mereka berhasil memadupadankan fashion Etnik dengan tradisional maupun internasional,” ucap Maura.

Ketika ditanya kenapa unsur etnik selalu menjadi ciri khasnya, Maura berpendapat bahwa kebanyakan orang berfikiran kalau pakaian adat itu kuno, dipandang sebelah mata, lalu tidak modern, padahal bisa dipadupadankan dengan berbagai macam busana. Masa di luar negeri tahu pakaian adat kita, sedangkan kita sendiri tidak tahu. kan malu.

Lebih lanjut dikatakan Maura, ajang lomba kemarin terlihat ada berbagai pakaian adat yang dipadupadankan dengan busana modern. Seperti blouse etnik yang disatukan dengan kemeja. Ada juga yang menjadikan kain nusantara sebagai jas panjang dengan corak warna yang warna warni. Mereka juga melengkapi dengan hiasan seperti mahkota, serta udeng.

“Pada pentas ini, peserta diharuskan mengusung tema Etnik. Minimal 25 persen busana yang dikenakan mengandung unsur Etnik Indonesia,” ujarnya.

For-MHI berharap ajang lomba fashion hijab seperti ini seharusnya lebih dikembangkan lagi dengan ruang lingkup yang makin luas. Menurutnya, masyarakat Indonesia tidak perlu malu mengenakan pakaian adat atau daerah.

“Lomba fashion hijab ini sebagai bagian dari program ekonomi kreatif yang dicanangkan pemerintah. Karena itu, perlu dukungan pelbagai kalangan agar visi Nawacita Jokowi-JK mewujud,” pungkas Maura.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI