Lampung Ditargetkan Jadi Destinasi Unggulan Nasional

Yazir Farouk Suara.Com
Selasa, 30 Agustus 2016 | 16:19 WIB
Lampung Ditargetkan Jadi Destinasi Unggulan Nasional
Ilustrasi keindahan pantai [shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Perhelatan tahunan untuk memperingati meletusnya Gunung Krakatau bertajuk Lampung Krakatau Festival telah selesai digelar. Lewat acara tersebut, Gubernur Lampung M Ridho Ficardo ingin bebenah diri dan menargetkan Lampung menjadi destinasi unggulan nasional.

Menurut Ridho, festival yang berlangsung pada 24-28 Agustus ini menandai dimulainya upaya memajukan sektor pariwisata di wilayahnya. Melalui tagline "Lampung, the Treasure of Sumatra", Ridho ingin Lampung lebih dikenal lagi secara luas.

''Silakan datang dan berkunjung ke Lampung. Banyak kekayaan alam dan budaya luar biasa yang bisa dinikmati wisatawan asing maupun Nusantara,'' katanya usai menutup perhelatan ini di Tugu Adipura, Bandar Lampung, Minggu (28/8/2016).

Lebih lanjut kata gubernur berusia 36 tahun ini, Pemprov Lampung sudah siap untuk memperbaiki infrastruktur pariwisata. Salah satu targetnya adalah pembangunan terminal pelabuhan kapal pesiar.

''Lampung kaya sekali dengan wisata bahari,'' ujarnya.

Ridho berkomitmen bakal menjaga kelestarian alam dengan konsep ecotourism. Harapannya, kekayaan alam di Lampung dapat menjadi destinasi wisata yang dapat dinikmati secara berkelanjutan, sekaligus tetap terjaga keseimbangannya.

Lampung Krakatau Festival 2016 berlangsung di lima titik, dengan lima tema yang berbeda. Beberapa rangkaian kegiatan adalah Jelajah Pasar Seni di Mal Beomi Kedaton pada 24-28 Agustus, Jelajah Layang-layang di PKOR Way Halim pada 25-26 Agustus, dan Jelajah Rasa di Lapangan Saburai pada 26-28 Agustus.

Rangkaian kegiatan ini juga dilengkapi dengan Jelajah Krakatau di anak Gunung Krakatau, Lampung Selatan, pada 27 Agustus, dan ditutup dengan Jelajah Semarak Budaya di Tugu Adipura pada 28 Agustus 2016.

Pada penutupan festival yang diadakan di Tugu Adipura, Bandar Lampung, banyak wisatawan lokal maupun asing menikmati parade kekayaan budaya Lampung dan Nusantara dengan tema Topeng Lampung.

Sebanyak 1.500 peserta menggunakan topeng dan mendapatkan rekor Museum Rekor Indonesia (Muri). Ada juga pawai kendaraan hias, yang diikuti oleh 15 kabupaten/kota dengan berbagai gambar, seperti ayam, burung, dan keindahaan bawah air (lautan).

Pawai dimulai tepat pukul 15.00 WIB, mengambil start di Jalan Raden Intan Gramedia. Ridho memimpin langsung pawai budaya tersebut.

Pawai ini menampilkan berbagai tarian dan kostum tradisional, yang melibatkan 1.500 peserta, empat ekor gajah, dan belasan mobil hias.

"Tahun sebelumnya, acara dipusatkan di rumah dinas gubernur. Acara tahun ini, kita pusatkan di Tugu Adipura, agar lebih masyarakat yang menyaksikan, karena Festival Krakatau adalah milik masyarakat Lampung," kata Ridho.

Staf Ahli Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Bidang Kemaritiman, Syamsul Lussa, yang hadir mewakili Menteri Pariwisata (Menpar), Arief Yahya, menyatakan, pelaksanaan 25 tahun festival Krakatau merupakan fakta dan sebuah warisan yang harus terus dikembangkan. Ia berharap, festival ini dapat bersaing secara nasional bahkan internasional.

"Jadikan Festival Krakatau ini sebagai satu-satunya yang ada di dunia,'' ujarnya.

Letusan Krakatau Terdengar oleh 1/8 Penduduk Bumi

Berdasarkan sejarah, pada 1883, letusan Gunung Krakatau luar biasa dahsyat, sehingga suara letusannya terdengar sampai 4.830 kilometer (km) dari pusat letusan dan didengar oleh 1/8 penduduk Bumi saat itu.

Letusan Krakatau memiliki kekuatan 13.000 kali lebih besar dari ledakan bom atom Hirosima dan Nagasaki. Material vulkaniknya terbawa sampai Jawa dan Sumatera, bahkan sampai ke Sri Lanka, India, Pakistan, Australia, dan Selandia Baru.

REKOMENDASI

TERKINI