HUT RI di Entikong, Warga Malaysia Ikut Balap Karung

Ririn Indriani Suara.Com
Minggu, 28 Agustus 2016 | 14:06 WIB
HUT RI di Entikong, Warga Malaysia Ikut Balap Karung
Ilustrasi lomba balap karung. (Foto: Antara/Widodo S. Jusuf)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Festival Wonderful Indonesia (FWI), yang diadakan di perbatasan Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat (Kalbar), berlangsung meriah. Sejumlah warga Malaysia ikut dalam event yang berlangsung selama dua hari, Sabtu (27/8/2016) dan Minggu (28/6/2016).

Lomba balap egrang dan balap karung yang dihadirkan, tenyata sangat disukai warga Malaysia. Sebagian dari mereka merupakan warga Tebedu, Serawak, Malaysia, karena Entikong merupakan wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia.

Meski acara baru mulai pukul 10.00 WIB, warga sudah berdatangan sejak pukul 09.00 WIB. Berdasarkan pantauan di pos perbatasan Entikong, mereka datang berombongan dengan mobil, lalu dijemput panitia dengan bus menuju lokasi, yaitu Lapangan Patoka, Jalan Raya Malindo Entikong, sekitar 3 kilometer (km) dari perbatasan.

"Kami sepuluh orang sengaja datang ke Entikong untuk melihat Festival Wonderful Indonesia. Orang kami suka kebudayaan Indonesia, seperti lomba egrang," kata Derawi, mewakili teman-temanya dari Majelis Daerah Sirian, sebuah kecamatan terdekat dengan perbatasan Entikong.

Mereka mengaku datang ke Entikong  untuk pertama kalinya, karena ada FWI. Ia berharap akan ada event lainya sehingga bisa mengajak teman-temanya di Tebedu.

FWI merupakan persembahan Kementerian Pariwisata (Kemenpar), dalam rangka promosi wisata. Acara ini sudah kali kedua, setelah Maret 2016, yang dihelat di lokasi yang sama.

Penonton dari Malaysia Meningkat dari Tahun Lalu
Selama dua hari penyelenggaraan, FWI diperkirakan dihadiri sekitar 360 wisatawan Malaysia. Jumlah ini meningkat dua kali jika dibandingkan Maret, yang dikunjungi 150 wisman, sementara jumlah penonton lokal diperkirakan lebih dari 3.000 orang.

Setelah balap egrang dan karung dimulai, wisatawan Malaysia menyerbu lapangan. Mereka bersorak sorai sambil tertawa melihat para peserta lomba yang jatuh.

"Yang seperti ini tidak ada di tempat kami," kata Sim Chi Kiong, turis asal Borneo, Serawak.

Konsep acara memang dibuat menarik, menggabungkan unsur budaya dari dua negara. Sebagai event pembuka, tarian asal Tebedu menyapa ribuan penonton. Sebuah tarian yang sengaja ditampilkan untuk menyambut tamu.

"Ini Tari Ngajat Iban. Kalau di daerah kami, khusus untuk menyambut tamu," kata Robet, pimpinan Sanggar Gahat Mawang Tebedu, yang membawa tarian tersebut.

Panitia juga menyuguhkan tarian lokal Entikong dari Sanggar Tari Dayung Kumang. "Ini Tari Seroung, yang menggambarkan ritual melindungi bayi dari roh-roh jahat," ujar salah satu penari, Febrian Sonti.

Meski panas terik, penonton terus berdatangan. Mereka berasal dari sekitar Entikong dan Kota Sanggau.

Festival ini terbukti membangkitkan ekonomi lokal, sebab ada sekitar 50 warung warga yang berdiri secara khusus menyambut FWI. Selain itu, ada belasan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) lokal.

Kepala Bidang Festival Asisten Deputi Pengembangan Pasar Asia Tenggara Kemenpar, Eddy Susilo, dalam sambutanya menyampaikan, tujuan FWI di Entikong untuk memenuhi komitmen pencapaian target wisman 12 juta pada 2016, yang 2 juta di antaranya berasal dari Malaysia.

"Kemenpar memerlukan dukungan stakeholder dari perbatasan. Terimakasih atas dukungan semua pihak, sehingga FWI bisa terlaksana," katanya.

Konsul Jenderal RI di Kuching, Jahar Gultom, yang juga hadir dalam acara ini memandang penting FWI Entikong. "Festival ini sangat baik untuk menjalin hubungan Malaysia-Indonesia,” katanya.

Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Kuching mengundang beberapa pejabat Kuching dan Serawak. KJRl mempublikasikan FWI melalui website, media lokal, media sosial, mengundang warga dan pelajar Indonesia di Kuching.

"Kami juga mengundang kelompok moge (motor gede). Ada 15 orang yang akan datang dan sudah kami urus surat-suratnya," katanya.

Sementara itu, Wakil Bupati Sanggau, Drs Johanes Ontot Msi, optimistis, kunjungan wisman Malaysia bisa mencapai 1.000 orang. Selama ini, sudah tercapai 500 wisman dari berbagai event daerah.

Ia berharap, pihaknya bisa kerja sama dengan lembaga pariwisata daerah, agar lebih sukses mendatangkan pengunjung lokal maupun Malaysia. "Kami siap mengerahkan pengunjung sebanyak banyaknya, kalau memang dilibatkan," katanya di sela acara.

Asisten Deputi Pengembangan Pemasaran Mancanegara Wilayah ASEAN Kemenpar, Rizki Handayani menilai, festival ini sangat tepat untuk menggaet pasar warga perbatasan.

"Beberapa kali yang kami lakukan mendapat respons positif dari masyarakat perbatasan," katanya, yang oleh Menteri Pariwisata (Menpar), Arief Yahya, diminta menggelar festival dan even secara intens.

REKOMENDASI

TERKINI