"War Room M-17", Pusat Intelijen Pariwisata Indonesia

Yazir Farouk Suara.Com
Jum'at, 26 Agustus 2016 | 16:35 WIB
"War Room M-17", Pusat Intelijen Pariwisata Indonesia
Ilustrasi ruang intelijen [shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

"Kita bisa pantau, target berapa, harus disediakan SDM dengan kualifikasi apa, berapa banyak tenaga kerja yang dibutuhkan," jelasnya lagi.

Data-data terus terus bergerak, terutama capaian jumlah wisatawan ke suatu daerah.

"Kami sedang membangun koneksi host to host dengan imigrasi dan Kemenkumham (Kementerian Hukum dan HAM), agar setiap wisman yang masuk melalui pintu imigrasi bisa terdata oleh Kemenpar. Memang hanya data-data teknis terkait jumlah, originasi, umur, laki-laki atau perempuan, karena itu yang dibutuhkan untuk menganalisa pasar berdasarkan timeline maupun originasi," tambah Arief.

Arief menyatakan selalu berpatokan pada hasil yang luar biasa, harus dicapai dengan cara yang tidak biasa.

"Caranya adalah go digital! Semakin digital, semakin personal. Semakin digital, semakin global, dan semakin digital semakin profesional," tandasnya.

Semua lini, mulai dari marketing (pemasaran), pengembangan destinasi dan industri, sampai kelembagaan dan SDM, harus berbasis pada digital. Dashboard M-17 juga menggunakan teknologi digital. Inilah bagian dari "winning for the future customers!".

REKOMENDASI

TERKINI