Suara.com - Menteri Pariwisata (Menpar), Arief Yahya, memuji konsistensi pelaksanaan Sanur Village Festival (SVF) 2016, yang akan berlangsung pada 24-28 Agustus, di Pantai Sanur, Bali. Acara yang akan dilaksanakan di Maisonette Area Inna Grand Bali Beach itu telah memasuki tahun ke-11.
SVF XI dibuka oleh Menpar. Sebelum resmi dibuka, SVF 2016 diawali dengan berbagai kegiatan pada 14 -21 Agustus 2016, di antaranya Bali International Triathlon, surfing, tennis tournament, beach clean up, dan photo exhibition.
Penyelenggaraan tahun ini didaulat untuk merangkum sepuluh festival sebelumnya dan diharapkan dapat mengembangkan empati, solidaritas serta keseteraan alam dalam lingkup pribadi dan keluarga, serta lingkup sosial yang lebih besar, yaitu bernegara.
Sekadar informasi, SVF sendiri merupakan acara komunitas yang didirikan oleh Yayasan Pembangunan Sanur (YPS), yang kegiatannya meliputi festival makanan, pameran ekonomi kreatif, berbagai kompetisi, seni dan atraksi budaya, musik, serta berbagai jenis kegiatan ramah lingkungan.
Tahun lalu, Menpar Arief juga hadir di SVF 2015. Bahkan dia sempat meninjau pasar tradisional berbasis komunitas.
"Sanur adalah contoh pengembangan pariwisata dengan community based, dan sangat sukses. Ini bisa dicontoh daerah lain dalam menggembangkan pariwisata dengan model serupa. Kondisi pasarnya juga bagus, tidak ada kesan kumuh, tapi friendly," kata Arief.
Areif memprediksi SVF 2016 akan banyak dikunjungi wisman karena sudah dipromosikan sejak lama melalui media internal. Sanur merupakan kawasan yang banyak dikunjungi oleh wisman asal Eropa dan Amerika.
"Sanur dan Ubud lebih tenang. Wismannya juga sudah secara alamiah terseleksi sendiri. Keren! Saya yakin, tahun ini festival juga akan sukses," ujarnya.
SVF Merupakan Manifestasi Keharmonisan
Di tempat terpisah, panitia pelaksana SVF 2016, Ida Bagus Sidartha Putra, menyatakan, acara ini merupakan manifestasi keharmonisan hidup masyarakat.
"Semangat kebersamaan dan rasa saling memiliki masih mewarnai acara Sanur Village Festival. SVF, dalam perjalanannya telah memberikan inspirasi, motivasi dan inovasi bagi masyarakat setempat untuk senantiasa menjaga keharmonisan hidup mereka sehari-hari," ujarnya.
Laki-laki yang biasa disapa Sidartha Putra ini mengatakan, "Tat Twam Asi" menjadi tema utama SFV XI tersebut. Arti tema ini bermula dari pemakaian filosofi kandungan ajaran Hindu tentang "aku adalah engkau, engkau adalah aku”.
"Dengan mengedepankan pengenalan kata diri secara universal, tema ini memiliki relevansi pada banyak hal, termasuk hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, dan manusia dengan lingkungannya (Tri Hita Karana)," katanya.
Angka kembar 1-1, yang merupakan simbol dari tahun ke-11 pelaksanaan SVF 2016 dinilai mempunyai dimensi yang sama antara kanan dan kiri. Perhelatan ini mengejewantahkan suatu rencana aksi strategis, terpadu dan berkelanjutan dari tema-tema sebelumnya.
"Tema ini akan menguatkan relasi pandang untuk menciptakan kekuatan yang lebih besar dalam menyatukan segala potensi pariwisata, alam, masyarakat, kehidupan tradisi, seni dan budaya, dan ragam kreativitas warga yang bakal memicu daya tarik pariwisata," katanya.
Kepala Dinas Pariwisata Bali, AA Agung Yuniartha, menambahkan, acara ini akan menjadi alternatif hiburan bagi para turis.
"Sanur merupakan salah satu tujuan wisata tertua di Bali, yang menyediakan ruang bagi generasi muda untuk mengeksplorasi kreativitas mereka melalui budaya, seni, musik dan lain-lain. Sanur Village Festival 2016 akan menjadi alternatif hiburan bagi Anda di Bali, yang didukung oleh suasana budaya Sanur yang sama tuanya dengan peradaban Bali," katanya menuturkan.
Laki-laki yang biasa disapa Agung itu kembali menyebutkan, Bali merupakan kawasan yang paling banyak dikunjungi wisman.
"Saat ini, kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali sudah mencapai 4 juta per tahun. Tapi untuk ukuran Bali, jumlah itu masih kurang, sebab Singapura, kunjungan wisatawannya mencapai 16 juta setahun. Bali harus terus dipromosikan lagi," ucapnya.
Untuk suksesnya acara, Agung minta panitia melakukan pre-event dan post-event. Pre-event dilakukan dengan promosi besar-besaran, sedangkan post-event dilakukan dengan menindaklanjuti pengunjung yang hadir, agar mau datang ke Bali lagi.