Di Musim Haji, Jasa Sewa Gunting Laris Manis

Esti Utami Suara.Com
Kamis, 25 Agustus 2016 | 14:41 WIB
Di Musim Haji,  Jasa Sewa Gunting Laris Manis
Ilustrasi ibadah haji. [permatabank.com]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Siapa sangka gunting menjadi barang yang sangat dicari-cari di Bukit Marwah, karena sangat penting artinya bagi para jamaah umroh terutama jamaah umroh wajib dalam rangkaian ibadah haji tahun ini.

Bagi sebagian besar jamaah umroh wajib yang baru pertama kali melakukan umroh, banyak yang lupa atau tidak tahu jika harus membawa gunting untuk melakukan tahalul di Bukit Marwa. Tahalul adalah tanda berakhirnya masa ihram yang disimbolkan dengan memotong rambut minimal tiga helai.

Pantauan Antara, Selasa (23/8/2016) dini hari dan Rabu (24/8/2016) waktu Arab Saudi, banyak jamaah yang kebingungan di Bukit Marwa karena mereka tidak membawa guting.

Hal itu rupanya dimanfaatkan oleh anak-anak setempat untuk mencari untung. Mereka berdiri di Pintu Marwa tempat jamaah menyelesaikan putaran terakhir sa'i atau lari-lari kecil antara Bukit Safa dan Marwa dan menawarkan jasa meminjamkan gunting.

Jumlah anak-anak itu biasanya sekitar lima sampai enam orang tiap malamnya. Mereka berlarian menghampiri para jamaah guna menawarkan gunting, harga sewa gunting itu pun sangat beragam dan tanpa standar sama sekali.

Seorang jamaah asal Embarkasi Surabaya, Ahmad Saleh (54) mengaku membayar 10 riyal untuk jasa meminjam gunting dari seorang anak. Ia menggunakan gunting sewaan itu untuk memotong rambut anggota rombongannya yang berjumlah lebih kurang 18 orang. Namun Nurlela (50) mengaku diminta tarif 50 riyal.

"Saya tawar 20 riyal tidak boleh," katanya. Satu riyal setara dengan Rp3.800-4.000.

Nurlela yang berasal dari Sulawesi Selatan itu mengaku sedang melakukan umroh wajib dan ia tidak tahu jika harus membawa gunting.

Keberadaan anak-anak yang menyewakan gunting untuk tahalul itu diakui oleh petugas Sektor Khusus Pos Bukit Marwa Sertu Maryanti Oktapia yang bertugas jaga di pos tersebut pada pukul 21.00-09.00 waktu Arab Saudi.

Biasanya mereka muncul menjelang tengah malam saat puncak umroh jamaah. Kerumunan antrian keluar di Pintu Marwa membuat para jamaah tidak akan sabar untuk menanti meminjam gunting dari rekan satu rombongannya sehingga mereka akan lebih mudah terbujuk untuk membayar sewa gunting.

"Makanya petugas di sini selalu bawa gunting, untuk membantu jamaah," katanya.

Selain petugas Sektor Khusus yang bertugas mengawasi pergerakan jamaah menuju terminal masing-masing seusai melakukan umroh, di Pos Bukit Marwa juga berjaga petugas Pembimbing Ibadah, walaupun hanya hingga pukul 24.00 waktu Arab Saudi.

Petugas Pembimbing Ibadah Sayyid Alwi mengatakan bahwa tahalul memang sebaiknya dilakukan di Bukit Marwa. Sepanjang malam ia tampak sibuk membantu jamaah melakukan tahalul, tidak hanya jamaah Indonesia, beberapa jamaah negara lain yang juga lupa membawa gunting dan enggan membayar harga sewa gunting terlihat ikut mengantri juga.

Namun menjelang pukul 02.00 waktu Arab Saudi, ketika jumlah jamaah makin banyak, para petugas keamanan Masjidil Haram tampak aktif meminta anak-anak itu meninggalkan Bukit Marwa mengingat keberadaan mereka sebetulnya tidak legal sebagaimana jasa petugas pendorong kursi roda yang tampak mengenakan seragam dan berkumpul di salah satu sudut Bukit Safa.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI