Dua Gebrakan Sulut Kerek Kunjungan Wisata

Madinah Suara.Com
Rabu, 24 Agustus 2016 | 16:07 WIB
Dua Gebrakan Sulut Kerek Kunjungan Wisata
Keindahan alam bawah laut Bunaken, Sulut. [shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dalam upaya meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke Manado, Sulawesi Utara (Sulut), Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulut, telah menyiapkan dua gebrakan baru. Pada September mendatang, Manado akan memiliki penerbangan langsung Manado-Cina dan Manado-Davao City (Filipina).

Tepat 1 September 2016, delapan kota di Cina akan memiliki penerbangan langsung ke Manado. Penerbangan langsung ini memang sudah ada sejak beberapa waktu lalu, namun kali ini merupakan regular flight (terjadwal secara harian), bukan lagi menggunakan penerbangan charter (chartered flight).

“Ini adalah kemajuan di bidang akses yang sangat berarti bagi pariwisata Manado dan Sulut, khususnya pada pasar Tiongkok,” jelas Kepala Dinas Pariwisata Sulut, Happy Korah, di Manado, beberapa waktu lalu.

Gebrakan kedua, mulai tanggal yang sama, juga akan ada rute Manado-Davao City pp. Dengan adanya penerbangan langsung ini, jumlah turis yang datang ke Indonesia diharapkan meningkat.

“Mulai 1 September, ada penerbangan langsung Manado-Davao dengan Wings Air. Namun Lion Air Group belum menginformasikan slot time (jadwal kedatangan dan keberangkatan),” papar General Manager Angkasa Pura I Bandar Udara Internasional Sam Ratulangi, Halendra Waworuntu.

Pembukaan rute Manado-Davao City pp diyakini bisa mendongkrak jumlah kunjungan wisatawan dari Filipina. Jarak Manado-Filipina sendiri tidak terlalu jauh, tidak sampai 1.000 kilometer (km) atau sekitar 90 menit terbang dengan Boeing 737-800.

“Atraksi di Sulut sudah kelas dunia. Wisata baharinya kuat, baik underwater maupun bentang pantainya. Jadi, pembukaan rute Manado-Davao ini sudah pas. Aksesnya dekat ke Pulau Cebu, Davao, Filipina. Turis di sana bisa ditarik juga ke Manado,” timpal Gubernur Sulut, Olly Dondokambey.

Tak hanya Lion Group yang melirik rute Manado-Davao. Maskapai penerbangan dari Brunei Darussalam, Korea Selatan, dan Jepang juga sudah mulai menjajaki penerbangan antarnegara ASEAN itu.

“Memang sudah mulai banyak yang tertarik membuka rute penerbangan menuju Manado. Mudah-mudahan sampai Desember 2016 bisa bertambah 12 rute penerbangan per hari,” kata Olly.

Menteri Pariwisata (Menpar), Arief Yahya, memuji langkah cepat Gubernur Sulut untuk negosiasi pembukaan rute penerbangan Manado-Davao. Ia berharap, negosiasi yang sama sebaiknya diberlakukan juga di Cebu Island. Mengapa?

“Turis Korea yang ke Cebu Island Filipina lebih dari 1 juta orang setahun. Sangat signifikan. Dua pesawat yang mengangkut ke sana, yakni Jeju Air dan Jin Air, sudah bertemu dengan kami. Mereka juga minta mitra airlines Indonesia untuk terbang lanjutan ke Indonesia, dan Lion Group sangat cepat menangkap peluang ini,” kata  Arief lagi.

Tahun Ini Jumlah Turis Diharapkan Bisa Capai 30.000 Orang

Tahun lalu, secara kumulatif, kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Sulut tercatat 19.465 orang, yang melalui Bandara Sam Ratulangi. Setelah ada direct flight di sejumlah kota di Tiongkok, Olly memprediksi, kunjungan wisman Tiongkok bisa mencapai 30.000 orang hingga akhir tahun nanti. Apalagi ditambah akses Davao-Manado, Olly yakin, kunjungan wisman ke Sulut bisa menembus 2.500 orang per hari.

“Perputaran uang di bidang pariwisata bisa sangat besar. Saya targetkan untuk wisatawan asing yang datang bisa membuang uang di Sulut minimal Rp 15 juta per orang. Jadi kalau target kami tembus sampai 1 juta kunjungan, bisa dibayangkan dampaknya,” ujar Olly pekan lalu.

Namun, yang masih menjadi pekerjaan rumah saat ini, menurut Olly, adalah pembangunan infrastruktur penunjang pariwisata. Pelabuhan yang ada masih belum memenuhi standar. Akses menuju ke beberapa tempat wisata juga masih belum maksimal. Persoalan sampah pun belum tuntas diselesaikan.

Mengacu pada data Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah (BKPMD) Sulut, capaian realisasi investasi sektor pariwisata di kawasan ini senilai Rp 193,04 miliar. Jumahnya masih jauh di bawah sektor industri dengan porsi 32,41 persen, realisasi investasi mencapai Rp 983,76 miliar, serta energi dan sumber daya mineral mencapai Rp 251,32 miliar.

“Itu bukan kendala, tapi tantangan untuk memajukan pariwisata. Pelan-pelan sudah mulai dibenahi. Kami sudah menerima calon investor, baik perhotelan maupun yang lain. Kami mendorongnya untuk masuk," ujar Olly lagi.                                                                                                                                                              

REKOMENDASI

TERKINI