“Turis Korea yang ke Cebu Island Filipina lebih dari 1 juta orang setahun. Sangat signifikan. Dua pesawat yang mengangkut ke sana, yakni Jeju Air dan Jin Air, sudah bertemu dengan kami. Mereka juga minta mitra airlines Indonesia untuk terbang lanjutan ke Indonesia, dan Lion Group sangat cepat menangkap peluang ini,” kata Arief lagi.
Tahun Ini Jumlah Turis Diharapkan Bisa Capai 30.000 Orang
Tahun lalu, secara kumulatif, kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Sulut tercatat 19.465 orang, yang melalui Bandara Sam Ratulangi. Setelah ada direct flight di sejumlah kota di Tiongkok, Olly memprediksi, kunjungan wisman Tiongkok bisa mencapai 30.000 orang hingga akhir tahun nanti. Apalagi ditambah akses Davao-Manado, Olly yakin, kunjungan wisman ke Sulut bisa menembus 2.500 orang per hari.
“Perputaran uang di bidang pariwisata bisa sangat besar. Saya targetkan untuk wisatawan asing yang datang bisa membuang uang di Sulut minimal Rp 15 juta per orang. Jadi kalau target kami tembus sampai 1 juta kunjungan, bisa dibayangkan dampaknya,” ujar Olly pekan lalu.
Namun, yang masih menjadi pekerjaan rumah saat ini, menurut Olly, adalah pembangunan infrastruktur penunjang pariwisata. Pelabuhan yang ada masih belum memenuhi standar. Akses menuju ke beberapa tempat wisata juga masih belum maksimal. Persoalan sampah pun belum tuntas diselesaikan.
Mengacu pada data Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah (BKPMD) Sulut, capaian realisasi investasi sektor pariwisata di kawasan ini senilai Rp 193,04 miliar. Jumahnya masih jauh di bawah sektor industri dengan porsi 32,41 persen, realisasi investasi mencapai Rp 983,76 miliar, serta energi dan sumber daya mineral mencapai Rp 251,32 miliar.
“Itu bukan kendala, tapi tantangan untuk memajukan pariwisata. Pelan-pelan sudah mulai dibenahi. Kami sudah menerima calon investor, baik perhotelan maupun yang lain. Kami mendorongnya untuk masuk," ujar Olly lagi.