Mengenal Andaliman, Bumbu Khas Danau Toba

Ririn Indriani Suara.Com
Kamis, 18 Agustus 2016 | 13:10 WIB
Mengenal Andaliman, Bumbu Khas Danau Toba
Ilustrasi andaliman. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Anda sudah siap menjadi saksi sejarah baru Karnaval Kemerdekaan Pesona Danau Toba (KKPDT) 2016 di Balige, Sumatera Utara (Sumut), pada 21 Agustus 2016, atau menonton kehebohan konser artis-artis nasional di Pantai Bebas, Parapat, 20 Agustus 2016?

Sebaiknya siapkan diri, karena Anda juga akan menikmati pesta rakyat, berupa pesta kuliner masakan khas Batak.

“Selamat menjelajahi wisata kuliner Tapanuli yang kaya rasa, kaya bumbu, dan kaya cerita,” ujar Menteri Pariwisata (Menpar), Arief Yahya, Jakarta, beberapa waktu lalu.

Sementara itu, Ketua Tim Percepatan Wisata Kuliner dan Belanja Kementerian Pariwisata  (Kemenpar), Vita Datau Messakh menyatakan, Andaliman merupakan bumbu khas Batak yang sangat mungkin bisa meninggalkan kesan mendalam bagi banyak orang.

“Mungkin masih banyak orang yang belum tahu, seperti apa bentuk Andaliman sebelum diolah menjadi bumbu andalan masakan khas Batak Toba dan Medan. Bentuknya bulat, kecil, bergerombol, dan sebesar buah lada. Rasanya khas dan akan meninggalkan jejak kecap di lidah,” kata Vita, yang juga merupakan Ketua Akademi Gastronomi Indonesia itu.

Bumbu yang mempunyai nama latin Zanthoxylum acanthopodium tersebut masuk jenis bunga-bungaan di dalam keluarga citrus. Tumbuhan yang digunakan pada bagian kulitnya ini juga ditemukan di banyak masakan di Asia timur dan selatan.

Masyarakat sering menyebutnya sebagai szechuan peper, sementara di Sumut dikenal dengan sebutan "merica Batak".

“Andaliman meninggalkan jejak rasa getir, kelu atau kebal di lidah. Saya pribadi tidak merasakannya, walau dalam sehari saya menyantap beberapa masakan dengan sambal atau bumbu Andaliman. Mungkin kekuatan cerita bumbu yang membuat penasaran ini lebih kuat daripada rasa kelu yang menyengat," jelas Vita merinci.

Sekadar diketahui, Andaliman merupakan rumpun jeruk-jerukan, yang mengandung vitamin C dan E alami, dan berfungsi menjaga daya tahan tubuh. "Bahan ini juga mengandung senyawa minyak atsiri dan alkaloid, yang berfungsi sebagai antioksidan dan antimikroba,” jelas penggemar moge alias motor gede ini.

Vita juga menyebut, Andaliman sudah memenuhi prinsip gastronomi, yaitu kebiasaan makan yang mengandalkan kearifan lokal.

“Perjalanan jelajah rasa saya ke Toba beberapa waktu lalu sangat berkesan, karena bukan hanya memenuhi emosi lidah, tetapi juga menambah pengalaman kuliner dengan menggali kekuatan bumbu khas daerah itu,” jelasnya.

Andaliman sendiri bisa ditemui di pasar-pasar traditional dalam keadaan utuh atau sudah dalam bentuk bumbu halus siap olah. Padan katanya adalah intir-intir. Bumbu khas ini biasa dicampurkan dalam masakan Medan dan Toba, seperti Arsik, Nanimura, dan Mi Gomak.

Di Asia timur dan selatan, bumbu ini sangat populer. Namun pada kalangan muda Sumut, kebiasaan masak masakan lokal kurang dilestarikan.

“Inilah tantangan kita, yaitu melestarikan gastronomi Indonesia melalui warisan kuliner. Itulah kepedulian kami, melestarikan tradisi kuliner yang sudah lama mengakar di masyarakat lokal,” jelas Vita.

Menurutnya, keberadaan Andaliman dalam masakan Batak merupakan aset warisan kuliner yang perlu terus digali, dilestarikan, disosialisaikan, dan dipolulerkan.

“Bagi yang belum pernah merasakan dahsyatnya merica Batak ini, kesempatan terbaik adalah saat #KKPDT2016 pada 20-21Agustus 2016 di Danau Toba!” katanya. Coba deh, Horas…!

REKOMENDASI

TERKINI