Kekayaan kuliner Nusantara, sudah tak diragukan lagi dan ini menjadi salah satu bagian yang tidak terpisahkan dari budaya luhur bangsa Indonesia. Kue-kue tradisional Indonesia kental dengan adat istiadat dan memiliki filosofi tersendiri mulai dari bahan yang digunakan hingga cara penyajiannya.
Setiap kue memiliki ciri khas dan keunikan masing-masing yang menjadi bagian dari kearifan lokal suatu daerah dan sebagai bagian kekayaan kuliner Indonesia.
Kue putri kandis dari Jambi yang masih asing di telinga masyarakat misalnya. Kue ini serupa kue lapis, rasanya manis dan teksturnya lembut, proses pembuatannya harus telaten karena berlapis-lapis. Kue ini biasanya disajikan pada acara adat atau spesial di Jambi.
Dan dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan RI ke-71, Gulaku kembali menggelar acara Gebrak Pasar dan edukasi kepada komunitas perempuan di sejumlah kelurahan dan kecamatan di Jabodetabek. Program yang berlangsung Agustus-September 2016 ini merupakan periode kedua Jajanan Manis.
Dan, kali ini Gulaku akan memperkenalkan kue khas berbagai daerah, diantaranya kue wingko babat (Jawa Tengah), kue baruasa (Makassar), kue lepet jagung (Jawa Timur), kue lapek bugis (Minang), kue bingka pandan (Kalimantan Selatan), dan kue pepe asli Betawi (Jakarta).
”Sudah saatnya jajanan pasar atau kue tradisional diangkat menjadi ikon budaya bangsa,” kata Fiter Cahyono, Communication Officer Gulaku di sela acara Gebrak Pasar, Senin (15/8/2016) di pasar Malaka, Jakarta Timur.
Total ada 25 ragam resep jajanan manis yang dilengkapi dengan video cara pembuatan hingga penyajiannya yang dapat dilihat melalui website www.resepgulaku.com sehingga masyarakat bisa mengenal lebih dekat jajanan manis khas Nusantara.
Dalam acara ini, juga diselenggarakan demo masak jajanan manis kue Bingka, khas Banjar Kalimantan Selatan. Kue ini dipilih, karena beberapa daerah semisal Palembang, Bengkulu, Jambi juga memiliki kue serupa dengan kue bingka asal Banjar ini.
"Hanya perbedaannya pada warna dan tambahan bahan, misalkan di Palembang kita mengenal kue 8 jam, perbedaannya kue tersebut berwarna coklat. Sedangkan Bengkulu dan Jambi, mereka menggunakan rempah, berbeda lagi dengan beberapa daerah Kalimantan lainnya, ada tambahan seperti kentang dan pisang," terang Yeni.
Mei lalu Gulaku juga menggelar acara serupa dengan menggandeng sekitar 1000an ibu. Hal ini sebagai bentuk kepedulian terhadap pelestarian makanan tradisional dan mendukung gerakan Ayo Kembali ke Pasar Tradisional.
Menguak Filosofi Kue Tradisional Nusantara
Esti Utami Suara.Com
Selasa, 16 Agustus 2016 | 13:36 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Kembangkan UMKM Lewat Pelatihan Pembuatan Kue Bagea di Donggala
17 Juli 2023 | 08:04 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI
Lifestyle | 16:56 WIB
Lifestyle | 16:46 WIB
Lifestyle | 16:23 WIB
Lifestyle | 16:16 WIB
Lifestyle | 15:41 WIB
Lifestyle | 15:19 WIB
Lifestyle | 15:12 WIB
Lifestyle | 15:10 WIB