Suara.com - Indonesia memiliki kekayaan kuliner luar biasa yang patut dilestarikan. Untuk itu, beragam cara dilakukan agar keberadaannya tetap eksis, khususnya di mata generasi muda saat ini.
Inilah yang coba dihadirkan oleh Mal Ciputra, Jakarta Barat dengan menggelar festival kuliner bertajuk 'Kampoeng Legenda'.
Berbeda dari festival kuliner biasanya, di acara ini, Anda bisa menemukan ragam kuliner legendaris Indonesia. Salah satunya adalah Bale Raos. Restoran yang berasal dari Yogyakarta ini menyajikan masakan turun temurun keluarga keraton.
Ya, Bale Raos yang mulai berdiri sejak 2004 ini, memang memiliki tujuan untuk mengenalkan beragam kuliner tradisional yang ada di lingkungan keraton Yogyakarta pada masyarakat luas. Selain itu, dengan kehadirannya, diharapkan kuliner keraton bisa terus dilestarikan.
"Zaman sekarang orang-orang sukanya makanan modern. Kita di sini ingin mengenalkan hidangan khas raja keraton yang menu-menunya tidak bisa didapatkan di tempat lain," kata Dewi, Marketing Bale Raos.
Saat ini, Bale Raos memiliki sekitar 90 item menu khusus hidangan khas Raja Keraton Yogyakarta. Menu-menu tersebut antara lain Bestik Jawa, sejenis steak lidah dari daging sapi gilimg dengan cita rasa jawa, yang disajikan dengan kentang ongklok dan steam sayuran.
Hidangan ini merupakan favorit dari Sri Sultan Hamengku Buwono IX (1912-1988). Ada pula Bestik Lidah, hidangan yang dipengaruhi hidangan Eropa, yang diolah dari lidah sapi dengan cita rasa Jawa.
Hidangan yang juga mirip dengan semur Jawa ini disajikan dengan sayuran yang merupakan kegemaran keluarga Keraton Yogyayakarta.
Selain itu, Anda juga bisa menemukan hidangan legendaris Gudeg Manggar, yakni gudeg yang diolah dari manggar atau bunga pohon kelapa. Kuliner yang telah ada sejak Kerajaan Mataram Islam pada 1700an di Yogyakarta, ini juga merupakan hidangan favorit Putri Pembayun atau Putri Panembaham Senopati, Raja Mataram Islam.
Hidangan ini juga disajikan untuk para tamu Sri Sultan Hamengku Buwono X.
Untuk minumannya, Anda bisa mencicipi minuman favorit Sri Sultan Hamengku Buwono VIII, yakni Bir Jawa meski namanya bir, minuman ini tanpa alkohol dan menyehatkan, karena diramu dari aneka bahan rempah-rempah, seperti kayu secang, cengkeh, jahe, cabe jawa dan jeruk nipis. Rasanya segar dan bisa menghangatkan tubuh.
Tertarik mencicipi ragam hidangan khas Keraton Yogyakarta yang legendaris? Tak perlu jauh-jauh ke kota asalnya, karena Anda bisa datang ke Kampoeng Legenda di Mal Ciputra, hingga 21 Agustus 2016.
"Khusus di Kampoeng Legenda kita turun harga. Biasanya paling mahal 90 ribu, sekarang kisaran harga kita cuma 20 ribu - 90 ribu," tutup dia.