Wisata ke Indonesia Timur Mahal, Ini Penyebabnya

Rabu, 10 Agustus 2016 | 19:53 WIB
Wisata ke Indonesia Timur Mahal, Ini Penyebabnya
Pelabuhan di Labuan Bajo, Flores, NTT, Indonesia. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Indonesia Timur memiliki keindahan alam yang terkenal begitu eksotis. Namun sayangnya banyak wisatawan yang berpikir dua kali untuk mengunjunginya. Ini dikarenakan biaya yang harus dikeluarkan cukup mahal.

Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Nusa Tenggara Timur, Marius Ardu Jelamu sangat menyayangkan hal tersebut. Menurutnya, kondisi ini terjadi lantaran tidak adanya penerbangan langsung ke beberapa daerah di Indonesia Timur, dan minimnya pesawat besar yang akan mengangkut para wisatawan.

"Contohnya NTT yang memiliki 21 kabupaten dan 14 kota, hanya memiliki dua bandara international, yang pertama di Kupang dan yang kedua di Komodo, Labuan Bajo. Selain dua bandara itu, pesawat untuk ke kota/kabupaten lain hanya bisa dengan pesawat kecil. Jadi ketika wisatawan banyak yang ingin datang, maskapai kesulitan mengangkut," ungkap dia saat peluncuran Festival Teluk Maumere, Selasa (9/8/2016) di Jakarta.

Bahkan hingga saat ini, lanjut Marius, tidak semua maskapai membuka rute penerbangan ke beberapa kota/kabupaten di NTT. Misalnya, pesawat tujuan Maumere yang hanya dilewati oleh dua maskapai, yakni Wings Air dan Nam Air.

Karenanya, Marius berharap pemerintah bisa turut memudahkan wisatawan yang ingin berwisata ke daerah-daerah di Indonesia Timur dengan membuka rute langsung, menggunakan pesawat berplat merah atau Garuda Indonesia.

"Hadirnya Garuda Indonesia itu meningkatkan kepercayaan wisatawan ketika ingin berpergian. Sekarang kalau mau ke satu daerah, orang lihat dulu, naik Garuda Indonesia bisa tidak. Ternyata rutenya belum ada, mereka tidak jadi berangkat. Jadi, kami berharap pesawat berplat merah ini dapat mengambil peran," kata dia lagi.

Tak hanya itu, lanjut Marius, untuk meraup wisatawan mancanegara, khususnya Australia, Selandia Baru, dan Timor Leste, pihaknya juga mengharapkan ada penerbangan langsung menuju Kupang dari Darwin dan Dili.

Ini dikarenakan menurut hasil pengamatan dan perbincangannya dengan beberapa steakholder dari negara-negara tersebut, banyak wisatawan mancanegera akhirnya enggan untuk berkunjung karena perjalanan yang cukup jauh dan memakan waktu.

"Ribuan wisatawan NTT itu datang dari Darwin dan Dili, karena letaknya memang perbatasan. Sekarang kalau mereka mau ke NTT, mereka harus ke Jakarta atau Denpasar dulu. Kita sangat berharap Garuda Indonesia bisa membuka penerbangan Darwin-Dili-Kupang agar perjalanan semakin mudah," tutup dia.




BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI