Presiden Ukraina Terkesima dengan Kemegahan Borobudur

Ririn Indriani Suara.Com
Rabu, 10 Agustus 2016 | 12:22 WIB
Presiden Ukraina Terkesima dengan Kemegahan Borobudur
Presiden Ukraina Petro Poroshenko (tengah) dan Ibu Maryna Poroshenko (ketiga kanan) didampingi Wagub Jateng Heru Sudjatmoko (kedua kiri) di Candi Borobudur di Magelang, Sabtu (6/8/2016). (Foto: Antara/Hendra Nurdiyansyah
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kemegahan Candi Borobudur, Jawa Tengah (Jateng), ternyata membuat Presiden Ukraina, Petro Poroschenko, bersama istri, Maryna Poroschenko, terkesima. Di tengah guyuran hujan, Poroschenko tak ragu berkeliling dan ber-selfie ria di tengah candi Buddha terbesar di dunia ini.

Mereka menaiki tangga satu per satu sampai ke puncak, pada Sabtu (6/8/2016). Selama 30 menit, Poroschenko asyik menikmati keindahan monumen batu-batu hitam vulkanik yang didirikan sekitar tahun 800- Masehi (M), tepatnya pada masa pemerintahan Wangsa Syailendra.

Kekagumannya pada mahakarya budaya yang sudah masuk cagar budaya The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) itu tak habis-habisnya. Ia memperhatikan dengan seksama 2.672 panel relief dan sekitar 504 arca Buddha.

Borobudur sendiri memiliki koleksi relief Buddha terlengkap dan terbanyak di dunia, termasuk 72 stupa. Kekaguman itu diamini Wakil Gubernur Jateng, Heru Sudjatmoko, yang ikut mendampingi.

"Presiden Poroschenko memang sangat kagum dengan Borobudur. Beliau sering selfie dengan latar belakang candi," katanya.

Saat menyambut Presiden Ukraina, Heru ikut ditemani Ketua DPRD Jateng, Rukma Setiabudi, Bupati Magelang, Zaenal Arifin, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jateng, Prasetya Aribowo, dan jajaran PT Taman Wisata Candi Borobudur. Staf Balai Konservasi Borobudur (BKB), Panggah Ardiansyah, menjadi pemandu Poroschenko.

"Presiden Ukraina sangat mengagumi Candi Borobudur yang megah, bersih, serta memiliki nilai historis bagi umat Buddha. Beliau selalu menanyakan relief di dinding candi dan sempat membandingkannya dengan Angkor Wat di Kamboja. Dan menurutnya, Candi Borobudur sedikit lebih terawat,” kata Panggah.

Tak hanya relief, hiasan relief dan corak Buddhis di Candi Borobudur juga membuat presiden penasaran. Panggah menjelaskan relief Lalitavistara, yang menceritakan tentang kehidupan Sang Buddha Gautama dan relief tentang reinkarnasi Buddha.

Sementara itu, Menteri Pariwisata (Menpar), Arief Yahya, menyatakan ikut tersanjung dan berterima kasih atas kunjungan Poroschenko ke mahakarya budaya dunia di Magelang tersebut. Ia menyatakan, kunjungan ke “world cultural masterpiece” itu sudah pasti diliput oleh media-media Eropa Timur di media digital.

“Itu menjadi promosi dan viral yang bagus buat pasar Eropa Timur, terutama Ukraina,” katanya.

Mantan Dirut PT Telkom, yang juga alumni ITB angkatan '80 itu tengah menyiapkan format manajemen baru bagi pengelolaan Candi Borobudur, yaitu single destination, single management.

Menurutnya, tugas utama Badan Otoritas Pariwisata (BOP) adalah membentuk Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) pariwisata dekat kompleks Candi Borobudur, tanpa harus menghilangkan peran pihak lain di zone 1, zone 2 dan zona 3.

“Kami tidak akan menyentuh zone 1-2-3, sama sekali tidak. Tapi wajib menjalankan single management, kalau ingin cepat maju dan tidak menimbulkan persoalan tersendiri,” kata Arief.

Menpar yang juga lulusan Surrey University Inggris dan S3 di Unpad Bandung itu membandingkan Borobudur dengan Angkor Wat. Menurut Arief, pengelolaannya juga menganut single, yaitu
oleh APSARA National Authority.

Angkor Wat didatangi 2.350.000 juta per tahun, sementara Borobudur, pada 2015, baru tercatat 254.082.000 kunjungan. “Inilah yang sedang kami kebut,” ujar Menpar.

Di tempat terpisah, Ketua Pokja 10 Top Destinasi Prioritas, Hiramsyah Sambudhy Thaib, menegaskan, konsep yang diinginkan Menpar, yang mana zone-1 dikuasai Ditjen Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendiknas) tidak akan disentuh BOP. Ia menyatakan hanya membutuhkan koordinasi yang baik, agar tidak ada tugas tumpang tindih di lapangan.



REKOMENDASI

TERKINI