Suara.com - Saat ini banyak anak-anak terutama yang berusia rata-rata 8 tahun, cukup akrab dengan makeup. Melihat hal ini, para ahli khawatir mereka bukan hanya akan memiliki masalah kulit, tapi juga menganggap dirinya mulai dewasa.
Meski cukup wajar jika anak perempuan menjadikan permainan 'kecantikan' sebagai imajinasinya saat bermain, tapi psikiater dan psikolog melihat adanya peningkatan jumlah remaja bahkan masih anak-anak, untuk bersikeras menerapkan makeup pada usia yang belum saatnya.
Psikiayer dan terapis Dr Parul Tank mengatakan bahwa saat ini, banyak orangtua konsultasi karena anak perempuannya yang masih belia begitu antusias mengenakan makeup.
"Saya tidak berbicara tentang menerapkan lip balm saat bermain. Saya berbicara tentang anak-anak yang ingin berdandan sungguhan dengan make up lengkap, seperti bedak sampai maskara. Inilah yang menjadi masalah," kata dia.
Terkait masalah tersebut Tank membeberkan alasan yang membuat anak-anak ingin memakai makeup dan bagaimana cara orangtua menanganinya seperti dilansir Times of India.
1. Melihat teman sebaya
Banyak anak mengaku melihat teman-temannya yang memakai makeup. Karena ingin mendapat pengakuan dari kelompok teman yang mendominasi di sekolah, maka mereka pun mengikuti apa yang dilakukan oleh mayoritas kelompoknya. Sebaiknya, orangtua mendekati anak dan mencari tahu, apakah hal tersebut membuatnya nyaman? Dan, cobalah beri pengertian pada anak, bahwa dia tidak harus melakukan apa pun yang tidak membuatnya bahagia atau nyaman.
2. Rendahnya rasa percaya diri
Seema Hingorrany, psikolog klinis yang juga seorang penulis mengatakan memakai make up secara teratur pada usia yang sangat muda dapat mendistorsi identitas anak.
"Mereka perlu diberitahu bahwa rasa percaya diri dan penghargaan terhadap diri sendiri harus datang dari dirinya sendiri dan bagaimana cara mereka membawa diri. Bukan dari bagaimana mereka harus terlihat,"
Chavda menambahkan bahwa anak-anak tersebut merasa tidak senang dengan penampilan alaminya, sehingga memaksa mereka untuk terobsesi dengam makeup. Dalam kasus ini, biasanya anak-anak memiliki permasalahan kepercayaan diri.
Sementara Tank menyebutnya sebagai gangguan body image, di mana rasa percaya diri berasal dari makeup. Mereka menilai dan menganggap dirinya dan orang lain dari cara mereka berpakaian dan bagaimana mereka menggunakan makeup.
3. Adanya masalah di rumah atau sekolah
Hingorrany ingat tentang kasus seorang anak yang berusia 9 tahun yang sudah memiliki kebiasaan kompulsif menerapkan makeup. Orangtua anak itu akan bercerai dan tidak memperhatikannya dengan baik. Mereka menghabiskan waktu di luar sampai larut malam, bekerja dan anak itu ditinggalkan sendirian di rumah.
"Di sekolah, dia juga tidak mendapatkan perhatian. Jadi, dia ingin terlihat diinginkan dan ingin terlihat cantik. Dia mencari kepuasan emosional," katanya.
Tank menambahkan bahwa anak-anak yang berdandan tersebut cenderung berasal dari keluarga broken home atau mereka yang kurang stabil.
4. Dunia nyata dan imajinasi
Pasien Hingorrany yang berusia 14 tahun mengaku mengenakan lipstik gelap, karena ingin menyerupai aktris yang diidolakannya.
"Tapi itu tidak cocok untuknya, karena dia tidak tahu cara memakai lipstik yang benar dan itu membuatnya menonjol untuk alasan yang salah. Sebagai orangtua kita harus memastikan bahwa anak-anak kita tidak hidup di dunia imajinasi dan beri pengertian bahwa mereka bisa menggunakan makeup setelah usia tertentu," katanya.
5. Menganggap dirinya sudah dewasa
Tolakan psikologis lain adalah bahwa mereka mengembangkan sisi dewasa mereka terlalu cepat dan menganggap dirinya sudah menjadi orang dewasa yang matang.
"Karena usia mereka yang sebenarnya tidak terlihat dan makeup membuatnya jauh lebih tua, mereka akhirnya sering mendapatkan perhatian yang tidak diinginkan dari anak laki-laki dan orang-orang di sekitar mereka," kata Tank.