Suara.com - Menteri Pariwisata (Menpar), Arief Yahya, minta kepada pemerintah daerah (Pemda) Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) untuk menggenjot destinasi wisata halal dan menjadikannya sukses sebagai jawara kelas dunia. Hal ini bisa dicapai dengan memanfaatkan berbagai keunggulan yang dimiliki. “Aceh harus bersaing menjadi destinasi halal yang unggul di dunia,” ujarnya belum lama ini.
Menpar sempat memuji Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Provinsi Nangroe Aceh Darussalam, Reza Pahlevi, yang sukses meluncurkan “Aceh International Rapa'I Festival 2016”, melalui video promosi. Peluncuran acara ini dilangsungkan di Balairung, Gedung Sapta Pesona, Kementerian Pariwisata (Kemenpar), Jakarta, dengan dipandu Tengku Edwin, komedian berusia 47 tahun.
“Video promosi Aceh yang ditampilkan sangat bagus, bahkan nyaris sempurna. Keren. Reza, sudah lulus kamu!” puji Menpar.
Durasi video tersebut tidak panjang, tetapi meramu dan merangkum semua keunggulan dan keistimewaan NAD, mulai dari wisata bahari hingga pantai (coastal zone)-nya. Lokasi wisata bawah lautnya (under water zone) juga ditampilkan dengan manis, seperti menyelam di antara ribuan binatang coral, ikan sirip kuning, belut laut, dan berbagai ikan warna-warni.
“Kuliner Aceh juga luar biasa, mulai dari kopi tarik, mi Aceh, dan lainnya. Inilah yang harusnya dipromosikan di mancanegara,” kata Arief.
Hadirkan Festival Musik Tradisional
Rapa’i Festival itu sendiri bakal digelar 26-30 Agustus 2016. Menurut laki-laki asal Banyuwangi itu, dengan sudah mendunianya musik Aceh, maka sudah pasti perhelatan Aceh International Rapai Festival 2016 juga akan menarik dan bisa disaksikan wisatawan mancanegara (wisman) maupun wisatawan Nusantara (wisnus).
“Catat tanggalnya dan mari datang ke Aceh,” ajak Arief.
Ia berharap, Aceh harus bisa memenangkan “The Best Halal Tourism in the World”, sama seperti Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
”Dengan meraih the best destinasi halal, kini tingkat okupansi hotel di Lombok di atas 80 persen. Wisatawan yang datang hampir 1 juta orang per tahun. Itu artinya bisa menembus angka pengeluaran sebesar Rp 13 triliun, pemasukan yang sangat besar untuk negara kita. Aceh harus bisa melakukan ini di tahun 2016, salah satunya dengan even Aceh International Rapai Festival 2016 ini,” ujar menpar.
Pagelaran ini, rencananya akan menghadirkan penyanyi Tompi dan drumer, Gilang Ramadhan.
Aceh International Rapai Festival 2016 diharapkan bisa memperlihatkan kekayaan alam, pesona budaya daerah, dan keunikan sejarah. Melalui kegiatan ini pula, wisatawan yang berkunjung diharapkan merasakan suasana tradisi masyarakat Aceh dalam mengenal rapa’i, yang notabene merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat, baik secara filosofis maupun kultural.
Berbagai musik tradisional Aceh akan dimainkan, antara lain Rapa’i Pasee, Rapa’i Daboih, Rapa’i Geurimpheng, Rapa’i Pulot, dan Rapa’i Geleng. Peserta dari Aceh akan menampilkan Rapa’i Uroh Deng (Pasee), Rapai Uroh Duk, Rapai Grimpheng, Rapai Geleng, Perkusi Gendang Melayu Tamiang, Nandong Simeulu, dan ragam seni tradisi lainnya.
Selain itu, akan ditampilkan pula alat musik perkusi etnik dari provinsi lain dan mancanegara, seperti Cina, Thailand, Malaysia, Jepang, dan Iran. Tamu dalam negeri akan berasal dari Sumatera Utara, Sumatera Barat, Makassar, dan Surabaya.
Kegiatan ini juga akan menampilkan seminar dan coaching clinic, yang dipandu langsung oleh musisi dan perkusian ternama, termasuk Tompi dan Gilang Ramadhan. Ada pula Steve Thornton dan Daood Debu.