"Tour de Singkarak 2016" Suguhkan Soto dan Sate Padang

Ririn Indriani Suara.Com
Sabtu, 06 Agustus 2016 | 13:25 WIB
"Tour de Singkarak 2016" Suguhkan Soto dan Sate Padang
Ilustrasi sate padang. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Organizer Tour de Singkarak (TdS) 2016 menyuguhkan masakan khas Nusantara di ajang balap sepeda internasional ini. Sejak 3-4 Agustus lalu, para peserta TdS disuguhi soto dan sate Padang, makanan khas Sumatera Barat (Sumbar).

Dua kuliner tersebut menjadi santapan pembuka Festival Kuliner Soto dan Sate Nusantara, yang ikut meramaikan TdS kali ini. “Kita promosikan kuliner Indonesia yang enak,” kata Menteri Pariwisata (Menpar), Arief Yahya, Jakarta, beberapa waktu lalu.

Makanan khas Padang lainnya, rendang, telah dinobatkan oleh CNN Travel sebagai World’s 50 Best Foods dan diluncurkan sejak 21 Juli 2011. Rendang tercatat pada nomor 11, dari 50 masakan yang dinilai paling heboh di dunia.

“Kalau soal kuliner, Padang memang harus diakui sebagai salah satu jagoan kuliner. Rendang sudah membuktikan itu. Tetapi soto dan sate Padang juga merupakan kuliner enak di Indonesia,” papar Arief.

Ia menambahkan, Indonesia harus belajar dari Thailand, yang sukses berpromosi melalui lidah dan rasa. Restoran Thai sudah memiliki lebih dari 6.000 gerai di dunia.  

“Rendang tidak mudah membuatnya, juga tidak bisa cepat. Harus melalui proses pemanasan yang lama. Tapi kalau soal rasa, rendang memang oke,” kata Arief, yang hobi menikmati aneka kuliner di daerah itu.

Sebanyak 30 Stan Sajikan Masakan Khas Daerah
Selain soto dan sate Padang, Festival Kuliner Soto serta Sate Nusantara 2016 juga menyajikan aneka kuliner lainnya, di 30 stan yang berjejer di sepanjang Jalan Samudera, tepi Pantai Padang. Semuanya diisi masakah khas daerah, yang kebanyakan adalah sate dan soto.

"Kami memang sengaja mengangkat festival kuliner di tengah even sport tourism berskala internasional, seperti Tour de Singkarak. Dua-duanya saling melengkapi. Promosinya jadi efektif," terang Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pasar Persona Kementerian Pariwisata (Kemenpar), Raseno Arya, Jakarta, Rabu (3/8/2016).

Lantas mengapa memilih sate dan soto?  Selain kaya bumbu dan cita rasa, dua kuliner itu telah masuk daftar 30 Ikon Kuliner Tradisional Indonesia (IKTI). Keduanya juga bisa dinikmati di segala suasana, untuk sarapan, makan siang, sampai makan malam. Keduanya juga mudah dibuat dan mudah dimasak.

Berdasarkan data, 60 persen pengembangan pariwisata Indonesia bertumpu pada wisata budaya, seperti heritage, wisata kuliner, dan belanja, sedangkan 35 persen, dikembangkan dalam produk nature atau alam, seperti wisata bahari, wisata ekologi, dan wisata petualang. Kemudian, lima persen lagi bertumpu dalam produk wisata man made, seperti meetings, incentives, conferences and exhibitions (MICE), even olahraga, atau sport tourism.

"Kami berupaya maksimal menyiapkan yang terbaik. Lima tahun ke depan, pariwisata harus tumbuh dua kali lipat. Konstribusi sektor pariwisata terhadap PDB (produk domestik brutto) nasional harus tumbuh menjadi delapan persen, devisa pariwisata Rp 280 triliun, serta menciptakan 13 juta lapangan kerja," urai Raseno.

REKOMENDASI

TERKINI