Suara.com - Sebanyak 5 Mahasiswa IPB berhasil mengembangkan inovasi jajanan tradisional Getuk menjadi instan. Inovasi ini siap bersaing pasar dan bersaing di tingkat ASEAN.
"Inovasi ini kami beri nama Gethuk Instan 'Tukku' dirancang sebagai produk pangan siap saji yang memerlukan proses rehidrasi selama 2-3 menit sebelum disajikan," kata Indra Purnomo salah satu dari lima mahasiswa penemu Gethuk Instan di Bogor, Jumat (5/8/2016).
Inovasi ini memberikan solusi dengan menerapkan teknologi instanisasi pada penganan Getuk. Getuk diketahui sebagai jajanan tradisional Jawa terbuat dari bahan singkong, biasa disajikan bersama kelapa parut dan dibungkus daun pisang.
"Sering kali makanan tradisional ini memiliki proses penyajian yang kurang praktis dan tidak tahan lama. Ini yang melatarbelakangi kami melakukan inovasi," katanya.
Menurut Mahasiswa Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian IPB tersebut, dengan sentuhan teknologi ditambah penampilan yang menarik, Getuk sebagai salah satu pangan lokal Indonesia yang dapat menjadi makanan gelas global.
"Gethuk Instan mampu bersaing di pasar ASEAN tanpa meninggalkan kearifan lokalnya," kata dia.
Produk tersebut dikemas dalam kemasan aluminium foil yang terdiri atas bubuk gethuk instan dan kelapa parut kering sebagai pelengkap. Selain praktis, kondisi kering memungkinkan produk lebih awet sehingga dapat disimpan lebih lama.
"Satu kemasan Gethuk Instan seberat 50 gram dijual seharga Rp20 ribu, mampu menyediakan asupan 261.60 kkal, 52,46 gram karbohidrat, 1,58 protein dan 5,31 gram lekam," katanya.
Gethuk Instan mulai diproduksi secara komersial pada kegiatan Pekan Kreatifitas Mahasiswa (PKM) yang bertempat di Pilot Pusat Antar Universitas (PAU), Departemen ITP IPB dan rumah anggota di Perumahan Dramag Pratama Blok B2, Jalan Mahoni, Cibadak, Kabupaten Bogor.
Selain Gethuk Instan, kelima mahasiswa ini juga memproduksi serbuk minuman instans yang dinamakan "TUKKU" Gethuk and Milk Drink sebagai varian baru yang diperoleh dari turunan adonan getuk singkong.