Suara.com - Rapat koordinasi nasional yang diselenggarakan Kementerian Pariwisata dan perguruan tinggi negeri serta swasta seluruh Indonesia resmi di Hotel Golden Tulip Bay View Ungasan, Bali, ditutup Jumat (5/6/2016).
Rakornas menghasilkan empat kesepakatan guna memajukan sektor pariwisata Tanah Air.
Deputi Bidang Kelembagaan Kementerian Pariwisata Ahman Sya mengatakan kesepakatan pertama yakni perguruan tinggi seluruh Indonesia bersedia menindaklanjuti penerapan kurikulum berbasis kompetensi, pendirian lembaga sertifikasi profesi, dan sertifikasi terhadap semua lulusan minimal berstandar ASEAN.
"Kedua, perguruan tinggi sepakat untuk aktif memgembangkan sektor pariwisata melalui pelaksanaan melalui Tri Dharma perguruan tinggi, khususnya dalam pengembangan 10 destinasi wisata prioritas," kata Ahman.
Ketiga, perguruan tinggi bersedia melatih dan mendidik kader-kader pariwisata melalui Program Goes to Campus.
"Untuk yang terakhir dalam kesepakatan yakni perguruan tinggi pendidikan pariwisata bersedia melakukan program terobosan untuk percepatan pencapaian 20 juta kunjungan wisatawan mancanegara," ujar Ahman.
Kementerian menargetkan dapat menarik 20 juta wisatawan mancanegara pada 2019. Kementerian juga akan memfasilitasi pendirian lembaga sertikasi profesi bidang pariwisata di 34 provinsi serta pelatihan dasar pariwisata untuk 17.600 orang di seluruh Indonesia.
"Kami menargetkan 275 juta pergerakan wisatawan nusantara di Tanah Air nantinya," ujar Ahman.
Pelatihan dasar yang difasilitasi Kementerian Pariwisata, antara lain pemberian pemahaman dan pelatihan penerapan sapta pesona (keamanan, ketertiban, kebersihan, kenyamanan, keindahan, keramahtamahan, dan kenangan).
"Itu, bagi SDM pariwisata sebagai kunci utama dalam menciptakan pelayanan prima bagi wisatawan dalam rangka peningkatan daya saing," ujar Ahman.
Ada sepuluh destinasi prioritas yang digalakkan Kementerian Pariwisata, yaitu Bromo Tengger, Mandalika, Labuan Bajo, Wakatobi, Morotai, Danau Toba, Tanjung Kelayang, Tanjung Lesung, Kepulauan Seribu, dan Borobudur.
Sepuluh destinasi tersebut dikembangkan agar setara dengan destinasi wisata Bali. Bali jadi acuan karena terkenal di dunia dan paling banyak menyedot wisatawan.
Kementerian menargetkan pada 2019 dapat menarik 20 juta wisatawan mancanegara.
Target ini, kata dia, tak akan berhasil apabila tak mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, termasuk media.