Suara.com - Implementasi wisata halal di Tanah Air sepertinya bisa semakin terealisasi. PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) dan PT Jakarta Industrial Estate Pulogadung (JIEP) menandatangani nota kesepakatan bersama Penyusunan Kajian Kerjasama Pembangunan dan Pengoperasian Integrated Logistic Area di Kawasan Jakarta Industrial Estate Pulogadung (JIEP), Selasa (2/8/2016) siang. Kesepakatan ini bertujuan untuk merealisasi halal port (pelabuhan halal), halal hub (halal hub), dan halal zone (zona halal). Kesepakatan ini dideklarasikan di tengah “The 12th World Islamic Economic Forum”, di Jakarta Convention Center, Jakarta.
Kerja sama ini memberi angin segar bagi pengembangan wisata halal di Indonesia, terutama di DKI Jakarta. Apalagi, PT Pelabuhan Indonesia dan PT JIEP sama-sama sepakat mengembangkan Jakarta Intenational Halal Hub (JIHH).
Banyak pejabat tinggi yang hadir menyaksikan, seperti Menteri Keuangan, Sri Mulyani, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Bambang Brodjonegoro, hingga Ketua Tim Percepatan Pariwisata Halal Kementerian Pariwisata (Kemenpar), Riyanto Sofyan.
“Ini momentum bersejarah. Kalau sudah jadi, imbasnya bisa sangat dahsyat bagi perekonomian nasional,” terang Riyanto, Jakarta, Selasa (2/8/2016).
Rencananya, Menteri Pariwisata (Menpar), Arief Yahya, akan mempresentasikan konsep halal tourism yang sedang dikembangkan di beberapa daerah di Indonesia, yaitu Lombok, Aceh, dan Sumatera Barat (Sumbar).
“Setiap kota, setiap daerah, boleh saja membuat kawasan halal, hotel halal, restoran halal, café halal, dan sebagainya, jika memang ada pasarnya, dengan daya beli yang sangat kuat,” ujarnya.
Peluang Wisata Halal sangat Tinggi
Sementara itu, menurut Riyanto, peluang menggaet devisa dari wisata halal masih sangat tinggi. Berdasarkan data Sofyan Hospitality Analysis, dari World Travel Tourism Council (WTTC), Singapura mampu mendulang US$ 16 miliar, Malaysia sebesar US$ 15 miliar, dan Thailand mendapat US$ 47,4 miliar.
Hal ini sangat kontras bila dibandingkan dengan Indonesia, yang baru bisa mendatangkan devisa negara sebanyak US$ 11,9 miliar.
“Saya senang, gebrakan mengembangkan wisata halal makin terlihat nyata. Setelah ini, kita yang harus juara, karena Indonesia adalah negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia,” tambah Riyanto.